UMKM Go Digital: Prospek dan Tantangan di Era Disrupsi Teknologi

UMKM Go Digital: Prospek dan Tantangan di Era Disrupsi Teknologi
Webinar “UMKM Go Digital: Prospek dan Tantangan di Era Disrupsi Teknologi” (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Jakarta - Era digital memberikan banyak dampak positif salah satunya pada kegiatan berwirausaha. Entrepreneur, Podcaster, & Co-Founder Paberik Soeara Rakjat, Rizky Ardi Nugroho, sebagai pemateri pertama pada webinar kali ini menjelaskan cara bagaimana cara untuk memulai usaha dengan mudah dan aman.

“Sebelum kita memasarkan produk kita, apa kita sudah yakin sama produk kita? Apa rasa sudah enak? Harganya sudah pas? Lalu apa kemasannya sudah menarik? Dan apakah ada yang butuh produk kita?” ucapnya, di awal webinar kali ini, dalam keterangan Minggu (17/7).

Dia menjelaskan jika pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dijawab melalui riset. Terdapat dua riset yang harus dilakukan sebelum seseorang ingin memulai usaha, yaitu riset produk dan riset pasar. Riset produk dilakukan untuk melihat lebih jauh mengenai bentuk produk yang ingin dibuat, seperti rasa, kemasan, dan juga harga.

Selanjutnya, riset pasar dilakukan untuk melihat posisi usaha kita di mata konsumen, misalnya melihat kompetitor, dan melihat apakah ada orang yang membutuhkan produk kita. Langkah mudah selanjutnya yang dapat dilakukan untuk memulai usaha adalah dengan memanfaatkan internet.

“Setiap orang pasti punya HP. Jadi ada empat alasan besar kenapa kita harus go digital. Pertama potensi pasar di Indonesia itu besar. Kedua, biaya operasional lebih murah. Jadi saya pernah ngobrol sama tukang ayam goreng. Ketika pandemi, dia dirumahkan. Terus dia mau ngapain? Dia bingung. Akhirnya karena dia lihat di youtube cara buat ayam goreng ala-ala KFC, dia dengan modal yang ada, dia memutuskan untuk jualan ayam goreng lewat grobak, grabfood dan gofood. Dalam waktu satu sampai satu setengah tahun, saya tanya untungnya itu dia bisa 10 juta sampai 12 juta. Ketiga biaya pemasaran yang fleksibel dan relatif murah. Contohnya saya, nggak pernah memasarkan bisnis saya di iklan berbayar. Saya hanya memanfaatkan instagram. Terakhir, mulai berbisnis dengan lebih cepat dengan resiko minimal,” terangnya.

Selain itu, terdapat banyak alat di internet yang dapat digunakan untuk membantu membangun usaha, antara lain Google Bisnisku, Google Contact, Whatsapp, media sosial seperti Instagram dan Tiktok, dan juga website. Dengan kemajuan internet, konsumen juga lebih memilih untuk berbelanja melalui internet dibandingkan datang langsung ke toko.

Menurut riset yang ditampilkan oleh Rizky Ardi Nugroho, 78% orang menggunakan berbagai sumber di internet sebagai keputusan pembelian. Dengan adanya internet, membuka usaha menjadi lebih mudah sehingga bisa dilakukan oleh banyak orang.

Selanjutnya, Kepala Pendamping UMKM Jabar Juara, Farhan Faturohman, sebagai pemateri kedua pada webinar kali ini menjelaskan jika UMKM diharapkan dapat berubah menjadi digital atau UMKM go digital.

“UMKM go digital sendiri diartikan sebagai mengadopsi teknolog digital sebagai proses bisnis secara menyeluruh,” ujarnya.

Pada 2024, diharapkan 30 juta UMKM sudah beralih ke digital atau memanfaatkan teknologi digital. Untuk mewujudkan harapan tersebut, terdapat faktor yang dapat membantu menggerakan UMKM menjadi go digital. Pertama adalah ekspektasi konsumen.

Saat ini, ekspektasi konsumen sudah berubah sehingga konsumen tidak lagi hanya membeli barang namun juga mencari pengalaman yang menyenangkan saat berbelanja. Dengan internet, konsumen tidak perlu pergi ke toko untuk membeli sehingga dapat menjadi pengalaman baik untuk konsumen tersebut.

Kedua adalah persaingan imperative. Apabila UMKM tidak berubah ke digital, maka persaingannya akan kalah dengan UMKM yang sudah bergerak ke arah digital karena akan mendapatkan konsumen lebih besar. Ketiga adalah deregulasi, dimana pemerintah ikut mewarnai kegiatan bisnis di masa mendatang. Terakhir adalah teknologi itu sendiri yang telah membantu banyak pihak dengan memberikan berbagai macam kemudahan.

Sama seperti Rizky Adi Nugroho, Farhan Faturohman menghimbau bagi UMKM untuk bersiap, seperti menyiapkan alat dan media sosial, agar dapat bertransformasi menjadi UMKM digital dengan lebih mudah.

Sejalan dengan kedua pemateri, Wakil Ketua MPR RI dan Anggota Komisi I DPR RI, Prof Sjarifuddin Hasan mengatakan bahwa UMKM perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi era digital. Menurutnya, salah satu parameter pertumbuhan ekonomi adalah pengeluaran.

Pada tahun 2004-2013, angka pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah sudah mencapai angka 6 %. Namun, hadirnya pandemi Covid-19 pada tahun 2020 menyebabkan pertumbuhan ekonomi menurun dengan pesat. Maka dari itu, anggaran pemerintah kembali dinaikkan sehingga ekonomi bisa positif kembali sebanyak 3% pada tahun 2021 dan 5% pada tahun 2022.

Selain itu, ditingkatkan juga penerimaan pajak negara agar pengeluaran Indonesia tidak lebih banyak daripada penerimaan ekonominya. Dengan pertumbuhan ekonomi yang baik, diharapkan terdapat penyerapan tenaga kerja yang tinggi. Walaupun ekonomi digital memang tidak menyerap banyak tenaga kerja, namun apabila dilakukan dalam skala yang besar, maka ekonomi digital dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja dan mengurangi angka pengangguran di Indonesia.

“Apabila 200.000 orang di Indonesia menjadi entrepreneur, anda sudah membantu negara sebanyak 200.000 orang tadi. Tapi saya yakin usaha akan tumbuh sehingga anda akan butuh mitra. Katakanlah anda butuh asisten untuk membantu anda, misal anda butuh untuk mengirim, sudah ada dua pekerja, lalu butuh untuk packing sudah ada tiga karyawan. Katakanlah ada tiga karyawan, maka akan ada 600.000 orang yang bekerja,” jelas Sjarifuddin Hasan.

Selain itu, hal tersebut juga dapat meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat Indonesia. Menurut data, sebetulnya masyarakat Indonesia sudah masuk ke taraf semakin sejahtera. Hal ini merupakan potensi bagi Indonesia untuk meningkatkan kembali pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan cara mengembangkan ekonomi digital.

Apabila produk yang ditawarkan semakin menarik, maka hal tersebut akan menarik lebih banyak pembeli, dikarenakan masyarakat Indonesia secara umum mampu untuk mengeluarkan uang untuk membeli produk tersebut. Pemerintah sendiri sudah mengeluarkan Stimulus UMKM 2021 yang bertujuan untuk membangkitkan UMKM demi menjaga pertumbuhan ekonomi nasional 2021.

Beberapa bantuan yang diberikan antara lain subsidi bunga UMKM, bantuan produktif usaha mikro, subsidi imbal jasa penjaminan, penempatan dana pemerintah pada bank umum, insentif pajak, dan restrukturisasi kredit. UMKM diharapkan dapat memanfaatkan segala bantuan tersebut dengan maksimal dan juga bersiap menghadapi transformasi digital agar dapat ikut serta dalam menumbuhkan perekonomian Indonesia.

(REL/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi