Orang Tua Didorong Memahami Gaya Belajar Anak untuk Meningkatkan Prestasi

Orang Tua Didorong Memahami Gaya Belajar Anak untuk Meningkatkan Prestasi
Workshop Roll Out Duta To Parents Modul PE Topic 1 Program Pintar Tanoto FoundationUPTD MIN 10 Asahan (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Asahan - Tanoto foundation kembali menunjukkan keseriusan memajukan dunia pendidikan, khususnya di Kecamatan Kisaran Timur, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara (Sumut). Pada 21 Juli 2022, Tanoto Foundation mengadakan “Workshop Roll Out Duta To Parents Modul PE Topic 1 Program Pintar Tanoto FoundationUPTD MIN 10 Asahan”.

Kegiatan dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 10 Asahan, Jalan Insinyur Sumantri Nomor 22, Kelurahan Mutiara, Kecamatan Kisaran Timur, dihadiri 35 duta orang tua dengan fasilitator yakni Sri Kurniati didampingi Masniari Ritonga.

Fasilitator Daerah Komunikasi Tanoto Foundation, yang juga guru MIN 10 Asahan, Siti Marlina menerangkan, kegiatan ini dilakukan untuk mengajak orang tua siswa agar dapat memfasilitasi pendampingan belajar bagi siswa di rumah, sesuai dengan kemampuan belajar dan gaya belajar siswa MIN 10 Asahan.

“Karena setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, begitu pula cara mereka memahami setiap pelajaran juga berbeda. Dengan pendampingan belajar yang tepat, diharapkan dapat meningkatkan potensi belajar siswa. Sehingga potensi yang berkembang adalah memang bakat alami siswa itu sendiri,” kata Siti, Senin (25/7).

Dijelaskan Siti, dengan adanya pelaksanaan Workshop Duta to Parents ini diharapkan dapat menambah wawasan para orang tua untuk dapat lebih memahami secara detail gaya belajar anak. Sehingga membantu orang tua mengenali bakat, potensi, dan kecerdasan anak agar dapat diasah dengan optimal sebagai usaha pendukung hasil belajarnya di sekolah, dengan melakukan pendampingan belajar anak sesuai dengan gaya belajarnya.

Rangkaian kegiatan workshop yang diprotokoleri Risnawati Rambe sebagai Wakil Kepala Madarasah Bidang Sarpras, yang pertama adalah pembukaan oleh Hajah Poniyem, sebagai Kepala Madrasah UPTD MIN 10 Asahan, dilanjutkan dengan pengenalan diri oleh fasilitator, yaitu Sri Kurniati, didampingi Masriani Ritonga, sekaligus mengisi materi pelatihan dan ditutup dengan doa oleh Ardianyah.

Dalam kegiatan ini fasilitator memulai workshop dengan mengajak para duta orang tua untuk membuat kesepakatan menentukan gaya belajar apa yang sesuai untuk peserta, mengingat para orang tua yang hadir juga beragam gaya belajarnya, dilanjutkan dengan kegiatan ice breaking untuk merangsang semangat peserta workshop agar fokus dalam mengisi pre test, kemudian para peserta workshop diajak menyaksikan 2 video tentang pendampingan belajar yang baik.

Setelah itu peserta workshop diminta untuk memberikan tanggapan tentang 2 video tersebut. Pada tahapan selanjutnya, fasilitator mengajak para peserta workshop untuk membuat pengamatan masing-masing di rumah dengan mengisi instrumen yang dibagi oleh fasilitator.

Lalu mengelompokkan orang tua dengan gaya belajar anaknya yang sama dengan cara mengisi worksheet terkait cara belajar anak di rumah. Ada 3 macam gaya belajar disampaikan oleh fasilitator yang bisa dipahami orang tua untuk menentukan gaya belajar mana yang dominan pada anaknya di rumah. Di antaranya; pertama adalah Visual (melihat). Siswa yang memiliki gaya belajar visual memiliki ciri seperti suka mencoret-coret dengan sembarang saat bicara, memperagakan gerakan saat bercerita, memperhatikan dan mengamati benda, hewan dan sebagainya.

Gaya belajar kedua adalah Auditori (mendengar). Siswa dengan gaya belajar auditori memiliki ciri seperti senang membaca dengan keras dan mendengarkan, sulit menulis namun hebat bercerita, mudah terganggu dengan keributan. Gaya belajar terakhir adalah Kinestetik (Merasa). Untuk Siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik ini biasanya selalu menunjuk tulisan ketika membaca, belajar sambil berjalan dan bergerak, dan ketika belajar suka menyentuh, bersandar, atau berdiri berdekatan dengan orang-orang.

“Namun, pada seorang anak terdapat kemungkinan untuk memiliki lebih dari satu gaya belajar di atas. Maka pendampingan belajar yang konsisten sangat penting agar dapat terus mengamati perkembangan gaya belajar anak secara signifikan,” jelas Siti.

Paparkan Rencana Pendampingan

Salah satu perwakilan dari peserta workshop memaparkan rencana pendampingan siswa dengan menggunakan agenda rencana terperinci seperti study activity plan rancangan sendiri untuk direfleksikan. Namun, tetap menjaga komunikasi dengan guru kelas agar apa yang direncanakan para orang tua di rumah bisa sejalan dengan kegiatan akademis siswa di sekolah.

“Kembali peserta workshop mengisi post test melalui barcode tugas yang sudah disediakan fasilitator dengan menggunakan gawai masing-masing. Kemudian diakhiri dengan video closing dari fasilitator,” sebut Siti.

Dalam workshop ini tampak duta orang tua sangat semangat mengikuti rangkaian kegiatan dari awal hingga akhir. Salah satunya Murni, yang mengatakan Workshop Duta to Parents ini sangat membangkitkan antusias mereka untuk lebih telaten mendampingi anak-anak belajar di rumah, apalagi sudah dibekali dengan pemahaman bahwa gaya belajar anak ternyata berbeda-beda dan bisa diamati melalui ciri-ciri belajarnya.

Hal senada juga diungkapkan orang tua siswa lainnya, Hidayat. Setelah mengikuti workshop ini, Hidayat merasa pendampingan belajar sangat penting bagi orang tua, walaupun sepertinya pendampingan belajar biasa saja. “Ternyata manfaatnya luar biasa kalau kita tekuni dengan konsisten,” ujarnya.

Dapat Menjalin Hubungan Kedekatan

Seorang Guru Agama di MIN 10 Asahan, Ardiansyah berharap, setelah menjalani workshop ini para orang tua bisa lebih memprioritaskan waktu bersama anak. Salah satunya dalam mendampinginya belajar, karena dapat menjalin hubungan kedekatan antara orang tua dan anak yang lebih kuat.

“Karena pendampingan belajar ini tak hanya sebatas mendampingi si anak belajar saja, tapi dapat memperkuat bonding yang sangat baik untuk meningkatkan semangat belajar anak, dan anak merasa berharga serta lebih dicintai oleh orang tuanya daripada saat mereka belajar sendiri. Otomatis prestasi siswa lebih meningkat,” ungkapnya.

Pimpinan MIN 10 Asahan, Poniyem, sangat berterima kasih kepada para fasilitator Tanoto Foundation. Diharapkannya, semoga kegiatan positif dari Tanoto Foundation terus bergulir di Madrasah mereka, demi meningkatkan kualitas SDM tenaga pendidik yang profesional dibidangnya, dan dapat mengemban tanggung jawab yang diamanahkan dengan penuh integritas.

“Dengan adanya workshop ini kami berharap para orang tua dapat bersinergi lebih intens dengan Madrasah dan guru untuk saling bekerja sama mencerdaskan generasi penerus bangsa. Karena apalah artinya pendidikan yang baik dari Madrasah dan guru jika tidak didukung orang tua dalam memotivasi siswa kami agar berprestasi dan unggul di masa depan,” tandasnya.

(RZD)

Baca Juga

Rekomendasi