"Walaupun secara teknis ini tanggung jawab dinas kesehatan, namun seluruh dinas terkait harus turut bergotong-royong, sehingga meringankan pekerjaan masing-masing," katanya dalam acara pertemuan dengan tim audit penanganan stunting tingkat Kabupaten Tapsel di Aula Kantor Dinas BAPPEDA setempat, Sipirok, Kamis (4/8).

Di sisi lain, Parulian juga meminta Dinas Pendidikan mulai melakukan olahraga rutin seperti senam pagi di sekolah-sekolah. "Tujuannya mendorong kesehatan anak-anak Tapsel agar terhindar dari stunting,", elasnya.

Menurutnya, faktor penyebab utama dari stunting adalah kemalasan para orangtua, termasuk kebiasaan buruk waktu hamil, dan lingkungan yang kurang bersih.

"Maka melalui kegiatan ini, kiranya bisa betul-betul disosialisasikan tentang bagaimana hidup sehat seperti menjaga kandungan serta menghindari anak-anak jangan mandi di perairan yang kotor," ujarnya.

Lebih lanjut Parulian mengatakan, saat ini masih banyak masyarakat Tapsel yang Buang Air Besar (BAB) sembarang tempat akibat dari kondisi daerah yang dipengaruhi banyak aliran-aliran air.

"Dinas Perkim harus mengupayakan tempat-tempat kamar mandi umum yang rapi dan bersih, supaya aliran-aliran sungai bersih, jikalaupun ada anak-anak yang mandi mereka tidak terkena penyakit, sebagian daripada upaya kita mencegah penyakit stunting,” tuturnya.

Diharapkannya, satgas stunting agar dapat semaksimal mungkin dalam bekerja. "Program ini harus dilaksanakan dengan time schedule agar bisa dimonitoring, juga bisa jadi tolak ukur kita sejauh mana program ini dilakukan bermuara pada keberhasilan program tersebut," ujarnya.

Kegiatan ini berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting dengan target penurunan stunting menjadi 14 persen pada 2024.

(HIH/RZD)