Ratusan Ternak Mati di Hutaraja Tinggi, Peternak Rugi Miliaran Rupiah

Ratusan Ternak Mati di Hutaraja Tinggi, Peternak Rugi Miliaran Rupiah
Penguburan ternak yang mati di Hutaraja Tinggi (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Hutaraja Tinggi - Ratusan ternak warga mati mendadak di desa Ujung Batu I Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padanglawas (Palas) sejak beberapa minggu belakangan. Penyebab kematian ternak warga belum bisa dipastikan penyebabnya. Namun diduga kuat akibat terserang virus Septicaemia Epizootica (SE).

Selamet Ketua Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Hutaraja Tinggi mengatakan, kejadian yang paling parah terjadi baru-baru ini di desa Ujung Batu 1, sampai sekarang diperkirakan sudah ratusan ternak yang mati mendadak, baik sapi maupun kerbau.

Kata Selamet, menurut keterangan beberapa peternak bahwa ternak warga awalnya mengeluarkan air liur berbusa dari hidung, lalu ngorok beberpa jam kemudian ternak mati.

"Tetapi ada juga ternak yang tidak terlihat ada gejala, tiba-tiba lemas, dan beberapa jam kemudian langsung mati," kata Selamet.

Malah kata Selamet sekalipun sudah dilakukan pengobatan sesuai pengalaman peternak namun sampai saat ini belum bisa teratasi.

Menurut Hasan Basri, Kepala Desa Ujung Batu I, bahwa desa Ujung Batu I salah satu pemasok ternak sapi di Padanglawas.

Karena ternak sapi masyarakat desa Ujung Batu I diperkirakan mencapai 3.000 ekor, dan sekarang lebih 100 sudah mati akibat terserang penyakit ngorok.

Bahkan dari 100 ekor lebih ternak warga yang mati itu telah menimbulkan kerugia. Rp. 1 miliar lebih.

"Karena itu kita harap agar dinas terkait segera turun membantu peternak mengatasi permasalahan yang dialami peternak di desa Ujung Batu I Kecamatan Hutaraja Tinggi," kata Hasan.

Sementara Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Padanglawas, Agus Salim Hasibuan, S.Pt saat dihubungi mengakui sudaha mengetahui kejadian yange menimpa peternak di desa Ujung Batu I Kecamatan Tinggi.

Bahkan sudah berkoordinasi dengan kepala desa, dan petugas dokter hewan akan segera kelokasi.

Agus menambahkan bahwa memang wabah yang menyerang ternak ini sudah menyebar hampir semua wilayah termasuk provinsi Riau dan kabupaten tetangga, Padanglawas Utara (Paluta).

Malah sampel juga sudah diperiksa tim provinsi, dan diduga penyakit Ngorok atau Septicaemia Epizootica (SE).

Sedang jumlah kematian ternak sampai saat ini belum dapat dipastikan. Namun dalam.penanganan, ternak yang sakit akan dilakukan pengobatan antibiotik. Tetapi harus lebih ekstra diperhatikan peternak dalam penanganan saat sakit.

"Termasuk peternak harus menyiapkan makan minum yang baik bukan dibiarkan begitu saja," katanya.

(ATS/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi