Fix You(r) Investment, OJK Gelar ‘EduFin on Location’ di Kota Medan

Fix You(r) Investment, OJK Gelar ‘EduFin on Location’ di Kota Medan
OJK Gelar ‘EduFin on Location’ di Medan (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Survei nasional literasi dan inklusi keuangan yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2022 menunjukkan masih adanya gap antara indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia dengan indeks inklusi keuangan. Masing-masing indeks menunjukkan angka sebesar 49,68 persen dan 85 persen.

Dalam upaya meningkatkan tingkat literasi keuangan masyarakat khususnya di golongan milenial, Otoritas Jasa Keuangan menyelenggarakan kegiatan EduFin on Location di Kota Medan, Sumatera Utara. Kegiatan tersebut diselenggarakan di Universitas Prima Indonesia yang dihadiri 1.000 mahasiswa sebagai peserta yang hadir secara fisik.

EduFin on Location juga diselenggarakan secara virtual melalui saluran YouTube Otoritas Jasa Keuangan agar upaya peningkatan literasi keuangan yang dimaksud dapat diterima secara lebih luas tidak terbatas di lingkungan Kota Medan saja.

Hadir dalam EduFin on Location Kepala OJK Regional 5 Sumatera Bagian Utara, Bambang Mukti Riyadi, Plt. Kepala Grup Komunikasi Publik Sekar Putih Djarot dan Wakil Rektor 1 Universitas Prima Indonesia Abdi Dharma beserta Wakil Rektor 2 Universitas Prima Indonesia Ermi Girsang.

Gap antara tingkat literasi dan inklusi keuangan menunjukan saat ini sudah banyak masyarakat Indonesia yang dapat mengakses dan menggunakan layanan produk sektor jasa keuangan, namun belum benar-benar memahami manfaat ataupun risiko dari layanan produk tersebut sehingga sangat rentan dimanfaatkan untuk hal jahat oleh oknum yang tidak bertanggungjawab,” kata Plt Kepala Group Komunikasi Publik OJK, Sekar Putih Djarot, dalam keterangan Rabu (21/6).

EduFin on Location yang dihadiri ribuan mahasiswa ini mengusung tema “Fix Your Investment” dengan beberapa topik diskusi di antaranya Waspada Investasi Ilegal dan Pinjaman Online (Pinjol) Ilegal serta Literasi dan Edukasi Keuangan mencakup Keuangan Syariah”. Program EduFin on Location telah diinisiasi oleh OJK sejak tahun 2022 dengan konsep acara talkshow yang dilaksanakan secara hybrid.

“Sinergi dan kolaborasi OJK, industri jasa keuangan dan universitas dilakukan untuk meningkatkan literasi dan edukasi keuangan kepada mahasiswa sesuai dengan sasaran prioritas literasi dan inklusi keuangan OJK pada tahun 2023,” tambah Sekar.

Sekar juga berharap EduFin on Location dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa terhadap tugas dan fungsi daripada serta memahami apa saja jenis-jenis produk investasi yang selaras dengan profil risiko serta kebutuhan, sehingga mahasiswa dapat memahami dengan baik manfaat dan risiko dari pilihan investasinya, baik itu yang bersifat konvensional maupun syariah.

“Ini juga untuk membangun kewaspadaan dari mahasiswa terhadap bahaya penipuan berkedok investasi dan juga pinjol ilegal,” ucap Sekar.

Dalam sambutannya, Sekar juga mengapresiasi para narasumber yang memberi pemaparan dan diskusi dalam rangka meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Sumatera Utara pada khususnya.

“Semoga diskusi ini dapat memberikan pemahaman kepada para peserta mengenai layanan dan produk di sektor jasa keuangan. Kami berharap sinergi OJK dan Unpri akan terus berlanjut di kemudian hari,” ucapnya.

Kepala Kantor OJK Kantor Regional 5 Sumatera Bagian Utara (KR5 Sumbagut), Bambang Mukti Riyadi mengatakan acara EduFin on Location menjadi sangat penting karena kemajuan digital seperti pisau bermata dua, yang artinya dapat mendatangkan keuntungan sekaligus kerugian.

Mahasiswa dirasa telah memiliki intelektualitas yang tinggi, sehingga diharapkan dapat menjadi generasi muda yang memanfaatkan kemajuan digital dengan baik.

“Ibarat pisau, kita bisa memanfaatkan sisi yang tajam untuk kepentingan kita. Saya berharap mahasiswa Unpri bisa menjadi channel atau agen literasi untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat Sumatera Utara. Nanti juga akan ada galeri investasi di kampus ini,” kata Bambang Mukti Riyadi.

“Kalian masih muda, milenial, mengetahui teknologi tapi juga harus mengetahui aspek industri keuangan sehingga bisa memanfaatkannya secara optimal. Optimal ya jangan maksimal, karena kalau maksimal kita akan gampang sekali terjebak dengan iming-iming yang tidak masuk akal,” harap Bambang Mukti Riyadi.

Sampai saat ini di Indonesia sebut Bambang, masih saja ada berita-berita orang yang percaya hal ajaib seperti penggandaan uang dan investasi ilegal dengan memberi imbal hasil yang tidak normal.

“Kalau imbal hasilnya dijanjikan sebulan 10 persen maka bisa saya pastikan itu bohong. Tapi sayangnya masih saja ada masyarakat yang percaya. Untuk itu saya harapkan kaum intelektual bisa menjadi partner bagi OJK untuk bersama-sama meningkatkan literasi masyarakat Sumatera Utara. Tidak ada benteng yang lebih bagus untuk menanggulangi investasi ilegal maupun Pinjol ilegal selain dengan meningkatkan literasi,” sebut Bambang Mukti Riyadi.

Selanjutnya Bambang mengungkap, penindakan hukum di dunia digital seperti penutupan investasi ilegal maupun pinjol ilegal hanya sebuah tindakan seperti peribahasa yang menyebutkan mati satu tumbuh seribu karena platform yang ditutup tersebut berada di belahan dunia atau negara-negara lain sehingga sangat sulit diketahui dengan kemajuan teknologi seperti saat ini.

“Benteng atau pertahanan terbaik adalah pemahaman literasi,” tandas Bambang.

Dalam sambutanya Wakil Rektor I Unpri, Abdi Dharma, S.Kom, M.Kom menyatakan, di zaman teknologi seperti saat ini semua hal terasa sangat mudah begitu juga dengan memperoleh permodalan.

“Kalau dulu sangat sulit mendapat permodalan atau pinjaman, tapi kini sangat mudah, tinggal download aplikasi bisa langsung dapat,” ujar Abdi Dharma.

Menurut Abdi dengan semakin banyaknya transaksi keuangan secara online maupun tawaran-tawaran investasi di dunia digital yang menggunakan teknologi canggih maka ancaman investasi ilegal ataupun penipuan berkedok investasi juga semakin marak dan banyak ditemukan.

“Di balik kemudahan dan kepraktisan yang ditawarkan berbagai platform investasi online maka tak sedikit pula orang memanfaatkan produk ini dengan tak bijak sehingga terjerat semakin dalam,” ungkap Abdi Dharma yang mewakili Rektor Unpri Prof. Chrismis Novalinda Ginting.

Ia berharap melalui ‘EduFin on Location’ yang menghadirkan narasumber yang profesional di bidangnya para mahasiswa dapat memanfaatkannya untuk menggali lebih jauh, memahami lagi semua kemungkinan tantangan dan peluang dalam hal investasi.

“Mahasiswa haruslah bijak melihat peluang tersebut, perbanyak literasi tentang produk perbankan, fintech dan semua hal yang berhubungan dengan proses-proses keuangan,” tutup Abdi Dharma.

Bergantian narasumber yang dihadirkan di EduFin on Location memberikan beragam pengetahuan dan pemahaman seputar keuangan. Narasumber yang hadir kali ini yaitu Kepala Grup Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah OJK M. Ismail Riyadi, Analis Senior Deputi Direktur Perencanaan, Pengembangan dan Evaluasi Literasi – Edukasi Keuangan OJK Anugerah Sutejo, dan Influencer Kota Medan Dina Anggriani. Kegiatan interaktif antara narasumber dan peserta dimoderatori oleh Analis Eksekutif Grup Komunikasi Publik OJK Oman Sukmana.

Ke depan, OJK akan terus menyelenggarakan kegiatan literasi keuangan bekerja sama dengan para stakeholdersnya agar dapat menghasilkan Indonesia dengan masyarakat yang cakap dalam penggunaan maupun pemanfaatan produk dan jasa di sektor keuangan.

(REL/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi