Nispul Khoiri: Islam Wasathiyah Kekuatan Pemilu Berkualitas

Nispul Khoiri: Islam Wasathiyah Kekuatan Pemilu Berkualitas
Direktur Eksekutif Diagram Indonesia Center, Nispul Khoiri, pada Halaqah Kebangsaan (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Islam wasathiyah (petengahan) menjadi salah satu karakterisktik Islam yang telah dipraktekkan sejak Islam diturunkan ke bumi ini sampai ke Nusantara tanpa terkecuali di Indonesia dan Sumatera Utara (Sumut).

Sejak itu karakteristik Islam wasathiyah menjadi ajaran melekat dipraktekkan dalam seluruh dimensi kehidupan umat Islam dimanapun ia berada. Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif Diagram Indonesia Center, Nispul Khoiri, pada Halaqah Kebangsaan, Peran Islam Wasathiyah Dalam Menciptakan Ruang Publik yang Aman dan Nyaman Menghadapi Pemilu 2024, Sabtu (19/8).

Kata dia, eksistensi dari nilai-nilai Islam wasathiyah mengajarkan umat Islam untuk berpikir dan bersikap secara moderat dengan melatakkan prinsip-prinsip, Tawazun (berkeseimbangan) - Tawasuth (Mengambil jalan tengah) - Syura (musyawarah) – Tasamuh (toleransi dan tegas) - Awlawiyah (mendahulukan yang prioritas - Islah (reformasi) - Musawah (egaliter non diskriminasi) - Tahaddur (berkeadaban) dan - Tathawwur wa ibtikar (dinamis, kreatif dan inovatif).

Persoalan praktek keagamaan negeri ini pun muncul tanpa terkecuali daerah Sumut, ketika tumbuh dan berkembang pula kelompok Islam yang intoleran, ekslusif, mudah mengkafirkan orang dan gampang menyatakan permusuhan serta melakukan konflik terhadap sesama Muslim yang tidak sepaham dengan kelompoknya.

Kemudian, memunculkan pikiran, gerakan radikalisme - terorisme. Fenomena ini cukup membahayakan stabilitas Islam dan umat Islam begitu pula stabilitas NKRI. Sebagai umat Islam memahami Islam wasathiyah, ketika melihat mendengar cara pandang dan sikap yang intoleran, ekslusif dan lainnya, tentunya harus ditolak.

“Islam melarang keras intoleransi (Qs. Al – Baqarah : 256) Islam wasathiyah menjadi Islam harga mati, paling tidak memberikan pemahaman kepada kelompok –kelompok tersebut tentang ber-Islam benar adalah Islam wasathiyah,” sambungnya.

Nah, lanjutnya, dalam konteks Pemilu 2024, umat Islam dan ber-Islam wasathiyah sejatinya menjadi bagian dari kekuatan dan benteng kuat menjamin kesuksesan Pemilu 2024. Kekuatan umat Islam menjadi taruhan untuk mengantarkan Pemilu 2024 berkualitas dan berintegritas, sehingga terwujudnya pemerintah dan wakil rakyat yang legitimate dan kuat menjalankan pemerintahan Indonesia termasuk di Sumut.

Islam wasathiyah menjadi kunci penting memberikan pengawalan terhadap kualitas Pemilu dimaksud. Apalagi Pemilu tahun 2024 akan dihadapkan banyak tantangan begitu kompleks, tidak tertutup kemungkinan dapat merusak nilai-nilai demokrasi.

Karena itu, penguatan Islam wasathiyah menjadi penting bukan hanya menangkal ekstrimisme, radikalisme dan terorisme, tetapi juga pemikiran dan bersikap Islam wasathiyah harus menjadi kekuatan dan garda terdepan membangun harmonisasi politik dan seluruh dimensi lainnya dalam menciptakan masyarakat dan negara yang aman serta damai.

Artinya, fokus utama Islam wasatahiyah adalah menciptakan kerukunan umat beragama degan bentuk hubungan yang akan dibangun adalah : Relasi harmonisasi agama – negara (komitmen kebangsaan), hubungan harmonisasi intern dan antar umat beragama (toleransi), relasi harmonis gama dan budaya (akomodatif terhadap kebudayaan lokal) dan dilakukan dengan cara – cara agama/damai (anti kekerasan).

Semua ini akan tercipta, mengutip pendapat Qurais Shihab, melalui tiga cara yaitu: Pengetahuan – Mengganti emosi keagamaan dengan cinta agama – dan selalu berhati hati. Wujud penerapan Islam wasathiyah telah memberikan orientasi kepada umat Islam Indonesia tanpa terkecuali di Sumut, berupa penerimaan negara Indonesia berdasarkan Pancasila tidak berdasarkan Islam.

Pancasila sebagai dasar negara merupakan bentuk wasathiyah diantara pilihan ekstrem ; Negara sekuler (memisahkan urusan agama –lnegara) atau negara teokrasi (addinu waddaulah) oleh karena itu dalam sejarah Indonesia antara Islam dan demokrasi senantiasa beriringan. Umat Islam-pun memiliki komitmen kuat menjaga keutuhan NKRI dt tengah kehidupan Bhineka Tunggal Ika.

Melalui Islam wasathiyah umat Islam Indonesia meletakkan dirinya menjadi umat mandiri yang tidak mutlak bergantung kepada negara dalam mengembangkan Islam dan lembaga umat. Tanpa kontribusi negara umat Islam mampu membangun lembaga pendidikan seperti lembaga pesantren, mesjid, mushalla dan lainnya.

Artinya dengan kemandirian ini Islam Indonesia memberikan legalicy bagi NKRI dalam banyak bidang aspek kehidupan. Ini semua tidak terlepas dari melekatnya identitas praktek keagamaan Islam wasathiyah dalam kehidupan umat Islam itu sendiri.

“Karena Islam wasathiyah menjadi kunci kekuatan atau benteng kokoh masyarakat, daerah dan negara, terlebih lagi mengawal Pemilu 2024 yang berkualitas dan berintegritas, membutuhkan beberapa langkah strategis harus diperhatikan oleh Pemerintah dan komponen bangsa," pungkasnya.

(KAH/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi