Mahasiswa UPH Medan Dukung Ketahanan Pangan Melalui IoT dan Machine Learning untuk Hidroponik

Mahasiswa UPH Medan Dukung Ketahanan Pangan Melalui IoT dan Machine Learning untuk Hidroponik
Mahasiswa UPH Medan Dukung Ketahanan Pangan Melalui IoT dan Machine Learning untuk Hidroponik (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Dunia sedang menghadapi degradasi kualitas tanah terjadi secara meluas dan sekitar 40% lahan di bumi mengalami penurunan kualitas setiap tahunnya. Hal ini merupakan perhatian global yang juga berdampak pada Indonesia.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat bahwa saat ini Indonesia memiliki sekitar 14 juta hektar lahan kritis yang memerlukan rehabilitasi, dengan perkiraan periode rehabilitasi selama 60 tahun. Masalah ini memiliki dampak yang signifikan terhadap ketahanan pangan nasional.

Untuk mengatasi masalah mendesak ini, salah satu solusinya adalah memberdayakan rumah tangga untuk membudidayakan taman hidroponik guna memenuhi kebutuhan konsumsi sayuran sehari-hari.

Salah satu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal yang aktif dalam budidaya hidroponik adalah Syifa Hidroponik, yang didirikan oleh Ir. Suardi Raden pada tahun 2014. Syifa Hidroponik bergerak dalam budidaya tanaman hidroponik, konsultasi tanaman hidroponik, dan penjualan produk olahan yang terbuat dari hasil panen hidroponik.

Dalam proses operasional para urban farmer seperti syifa hidroponik menghadapi tiga tantangan utama dalam budidaya tanaman hidroponik: faktor suhu, hama tanaman, dan pengelolaan nutrisi.

Mahasiswa program studi Sistem Informasi UPH Kampus Medan dengan dukungan Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) melalui Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan IPTEK mendapatkan kepercayaan untuk merealisasikan ide dan gagasannya melalui penerapan teknologi untuk mendukung para urban farmer yang mengelola tanaman hidroponik.

Tim yang mengusulkan kegiatan ini terdiri dari mahasiswa prodi Sistem Informasi UPH Kampus kota Medan yaitu diketuai oleh Winar Joko Alexander, dan beranggotakan Derrick Chainatra, Christopher Alexander Chai, Aditya Kristianto, dan Karen Onggie serta didampingi oleh dosen pendamping, Okky Putra Barus, S.Kom.,M.M.,M.T.I..

Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh Syifa Hidroponik, solusi yang diusulkan adalah implementasi IoT dan pemanafaatan machine learning. Dengan implementasi IoT dalam areal perkebunan, maka memungkinkan mengontrol proses hidroponik melalui platform seluler.

Setelah mengerjakan program ini dari Juni 2023 sampai Oktober 2023, mahasiswa telah mengimplementasikan teknologi Internet of Things (IoT) dan sensor, sehingga mitra mampu menyesuaikan tingkat nutrisi, suhu, dan intensitas cahaya sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Selain itu juga telah diimplementasikan machine learning untuk mengoptimalkan hasil pertanian hidroponik mitra. Sistem ini akan menggunakan kamera, pH meter, dan TDS (Total Dissolved Solids) meter untuk memantau kesehatan tanaman.

“Jika terdeteksi hama, pestisida nabati akan disemprotkan secara otomatis. Jika suhu ruangan terlalu tinggi, turbin akan beroperasi secara otomatis, dan jika tingkat pH terlalu tinggi, sistem Arduino akan mengirim listrik ke relay untuk membuka katup yang berisi TDS dan pH meter guna penyesuaian,” kata Winat, Selasa (26/9).

Kegiatan kolaboratif antara mahasiswa prodi Sistem Informasi UPH Medan dan Syifa Hidroponik mencerminkan komitmen terhadap realisasi visi dan misi UPH untuk menghasilkan pemimpin transformatif yang berdampak kepada masyarakat sekitar.

Dengan memanfaatkan teknologi pada kegiatan ini telah membantu meningkatkan keberhasilakn budidaya tanaman hidroponik dengan tingkat keberhasilan diatas 95%.

Melalui kegiatan ini juga memberdayakan masyarakat agar dapat mengintegrasikan teknologi untuk meningkatkan produktifitas dan menghasilkan sayuran segar dan sehat, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada ketahanan pangan dan keberlanjutan lingkungan.

(REL/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi