Tilapia Sumber Gizi untuk Atasi Stunting

Tilapia Sumber Gizi untuk Atasi Stunting
Tilapia Sumber Gizi untuk Atasi Stunting (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, diketahui telah terjadi penurunan prevalensi stunting di Provinsi Sumatera Utara dari 25,8% tahun 2021 menjadi 21,1% tahun 2022.

Sedangkan secara nasional prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4% tahun 2021 menjadi 21,6% di 2022. Artinya, prevalensi stunting di Sumut masih lebih rendah dibandingkan nasional.

Namun mengutip data dari BKKBN Sumut, Senin (18/12) disebutkan, masih terdapat delapan kabupaten/kota di provinsi itu yang prevalensi stuntingnya meningkat, yakni Delisedang, Tebingtinggi, Serdang Bergadai, Tanjungbalai, Tapanuli Utara, Nias Barat, Humbang Hasundutan, Tapanuli Tengah.

Bahkan ada lima kabupaten yang angka prevalensinya malah di atas 30%, yakni Tapanuli Selatan, Padang Lawas, Mandailing Natal, Phakpak Barat, dan Tapanuli Tengah.

Dalam pertemuan Evaluasi Terpadu Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Sumatera Utara, bulan lalu, diketahui pula temuan terkait intervensi spesifik stunting, bahwa pemberian ASI Eksklusif belum optimal, persentase tumbuh kembang balita dipantau rendah, persentase remaja putri yang menjalani skrining anemia rendah, realisasi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal rendah, dan masih rendahnya cakupan balita yang memperoleh imunisasi dasar lengkap.

Terkait intervensi sensitif, diketahui pemahaman kader terkait pengasuhan dan gizi 1000 hari pertama kehidupan perlu ditingkatkan, perbaikan rumah tidak layak huni mengalami persoalan dengan status lahan termasuk sanitasi dan air bersih, desa Open Defecation Free (ODF) masih rendah (100 desa sedang verifikasi di Serdang Bedagai).

Pemenuhan gizi

Pemahaman akan gizi khususnya pemenuhan gizi 1000 hari pertama anak maupun ibu hamil sangat penting sekali. Sayangnya banyak ibu yang belum tahu akan hal ini. Padahal di sekitar kita banyak ditemui bahan makanan yang kaya gizi khususnya untuk anak-anal dan ibu hamil.

Pakar bioteknologi makanan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Dr. Dase Hunaefi sebagaimana dikutip dari Fimela (7/11-23), mengatakan, ikan sangat cocok bagi anak-anak dalam masa pertumbuhan. Sebab ikan mengandung gizi yang baik dan berimbang di mana ikan mengandung asam lemak esensial dan protein tinggi, yang sangat dibutuhkan oleh anak-anak.

Protein akan membantu meregenerasi sel dan untuk pertumbuhan sel anak. Adapun asam lemak esensial sangat penting bagi kesehatan dan pertumbuhan sel otak anak.

Kandungan mineral ikan sangat membantu fungsi faal tubuh agar bekerja dalam pertumbuhan dengan sangat baik, contohnya kalsium dan magnesium, yang penting untuk tulang anak anak. Sedangkan vitamin yang ada dalam ikan sangat penting pemeliharaan kesehatan tubuh dan fungsi fungsi biokimia tubuh anak.

Ikan air tawar tak kalah bernutrisi dibandingkan ikan air laut. Bahkan, ikan air tawar seperti ikan tilapia, justru mengandung omega 3 dan omega 6 yang seimbang dan mencukupi kebutuhan gizi bagi anak anak. Menurut Dase, per sajian 100gram ikan tilapia menghasilkan 110 kkal.

Kontribusi gizi ikan tilapia terhadap angka kecukupan gizi (AKG): Lemak dan Asam lemak esensial 0,5 g= 1% AKG; protein yang sangat tinggi 20 gram = 34% AKG; karbohidrat total 6 gram = 2% AKG; Natrium 25 mg = 2% AKG; Kalium 340 mg = 7% AKG; Vitamin D 230 % AKG; dan Kalsium = 10% AKG.

Di sisi lain, ikan tilapia produksi Regal Springs Indonesia telah mematahkan banyak anggapan orang mengenai ikan air tawar. Ikan tilapia Regal Springs Indonesia dibudidayakan secara berkelanjutan di perairan air tawar di Danau Toba dan di Jawa Tengah dengan kualitas air yang sangat baik, serta diberi pakan yang bebas bahan kimia, pengawet, dan antibiotik, sehingga menghasilkan ikan kelas premium yang sehat dan bebas bau tanah atau lumpur.

Terpisah, Analisis Akuakultur Bidang Perikanan Budidaya, Pemasaran dan Pengolahan Hasil Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan Sumatera Utara, Widodo, S.Pi dalam sebuah pertemuan mengatakan, tilapia atau ikan mujahir mempunyai kandungan zat gizi yang lengkap, kaya protein dan mengandung vitamin yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.

Melihat uraian di atas jelas tergambar bahwa meski prevalensi stunting di Provinsi Sumatera Utara mengalami penurunan bahkan masih di bawah secara nasional namun tetap harus dijaga karena ada lima kabupaten yang angka prevalensinya malah di atas 30%.

Menurunkan angka prevalensi stunting tidak mudah, namun bisa dilakukan karena banyak sumber makanan yang tersedia di sekitar kita seperti ikan nila/mujahir (tilapia). Bahkan tilapia asal Sumut yang diproduksi Regal Springs Indonesia, termasuk salah satu yang terbaik di dunia.

(RRS/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi