Tersangka berinisial ES tak lain adalah pekerja upahan.

“Tersangka ditangkap dalam pelarian di Pematang Siantar, Senin, kemarin,” kata Faisal.

Dikatakan, peristiwa tindak pidana terjadi, Selasa (7/1) pekan lalu. ES tahu bahwa rumah dalam keadaan kosong dimana pemilik sedang berada di ladang.

“Tersangka mengetahui bahwa rumah dalam keadaan kosong,” kata Faisal.

Diterangkan, sehari-hari, korban selalu membawa kunci rumah ke ladang. Barang itu ditaruh di gubuk. Dan, tersangka kerap memperhatikan.

Pada hari dimaksud, ES mengambil kunci lalu masuk ke rumah. Pria itu membongkar isi kediaman.

“Di dalam kamar, tersangka melihat koper. Dia mengambil pisau dapur untuk mencongkel,” kata Faisal.

Tersangka berhasil menggasak uang senilai Rp 39 juta beserta perhiasan emas dengan berat 25,48 gram. Kalau ditotalkan sekitar Rp 80 juta.

Tak lama berselang, anak korban hendak pulang tetapi tidak menemukan kunci di gubuk. Ketika tiba di rumah, ia kaget melihat pintu terbuka.

“Kala anak korban masuk, uang dan perhiasan sudah raib,” ujar Faisal.

Kejadian itu diberitahukan ke orang tua diikuti pembuatan laporan polisi ke Polsek Bunturaja.

Setelah melakukan aksi, ES kabur ke Medan. Emas hasil kejahatannya dijual di sana. Dia kemudian melarikan diri ke Pematang Siantar sembari menikmati uang hasil curian.

Dia diringkus saat berada di salah satu warung.

“Tersangka menginap di hotel menikmati hasil kejahatan itu,” kata Faisal.

Dalam kasus ini, polisi mengamankan barang bukti 1 unit sepeda motor, sebuah gitar dan benda lainnya.

“Sisa uangnya tinggal Rp1 juta,” kata Faisal.

(SSR/RZD)