Studium Generale ini dilaksanakan secara daring melalui zoom cloud meeting. Studium Generale atau sering diterjemahkan sebagai kuliah umum, merupakan hal yang penting untuk dilaksanakan di perguruan-perguruan tinggi sebagai penambah wawasan baru yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.

Di Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Medan, Studium Generale merupakan salah satu kegiatan wajib yang rutin dilaksanakan setiap tahun ajaran baru.

"Studium Generale adalah salah satu tradisi akademik perguruan tinggi yang selalu kami jaga hingga saat ini. Melalui kuliah umum kita mengundang narasumber yang memberikan pemikiran-pemikiran sehingga dapat membantu kita semua untuk membuka cakrawala dan memperkaya penalaran seluruh civitas akademika sebagai peserta," kata Direktur Poltekpar Medan, Anwari Masatip, dalam keterangan resmi diperoleh Analisadaily.com, Senin (21/9).

Kegiatan Studium Generale pascasarjana ini dipandu langsung oleh Emrizal selaku Direktur Pascasarjana Poltekpar Medan. Narasumber pertama yang hadir dalam kegiatan ini adalah Musa Rajekshah, selaku Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagub Sumut) yang menyampaikan pemikiran dan ide tentang kebijakan pengembangan pariwisata regional Sumut pasca-Covid-19.

Dalam paparannya, Wagub Sumut berpesan agar mahasiswa Pascasarjana Poltekpar Medan turut memikirkan dan berkontribusi dalam pengembangan pariwisata di Sumut.

"Salah satu aspek yang perlu dikaji dan dicarikan solusi oleh mahasiswa adalah bagaimana pariwisata bisa bertahan dan bangkit di era pandemi saat ini," sebut Wagub Sumut.

Studium Generale ini diikuti oleh 21 mahasiswa baru Program Pascasarjana Poltekpar Medan dan civitas akademika Poltekpar Medan. Turut menjadi narasumber Gima Sugiama, yang menyampaikan materi tentang Strategi Sukses Kuliah di Magister Terapan Pariwisata dan Mila Mardotillah yang membahas Isu Pariwisata Global Terkini (Pandemi, Kesehatan, Higiene Sanitasi dan Respon Kebijakan)..Wawasan baru pada saat kuliah umum sangat diperlukan untuk meningkatkan mutu internal yang turut memperkuat pengendalian mutu eksternal yang sudah dilaksanakan melalui proses akreditasi dan penghargaan.

Mengingat juga semua pemangku kepentingan dari produk pendidikan adalah jasa, yaitu sumber daya manusia yang tidak hanya memiliki intelektual tinggi, tapi juga moral dan budi pekerti yang baik. Setiap orang mempunyai motivasi dan minat yang tinggi dalam proses pembelajaran.

(RZD)