Pilkada Sergai, Perang Dingin yang Bergengsi

Pilkada Sergai, Perang Dingin yang Bergengsi
Ilustrasi (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Sei Rampah - Hari ini, Rabu 9 Desember 2020, merupakan momentum penting bagi daerah yang melaksanakan Pilkada serentak. Bahkan pemerintah menetapkannya sebagai libur nasional.

Di Provinsi Sumatera Utara terdapat 23 kabupaten/kota yang hari ini melaksanakan Pilkada. Dua di antaranya, Kota Medan dan Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) yang dinilai sangat bergengsi dibanding kabupaten/kota lainnya.

Pilkada Kota Medan dinilai bergengsi bukan saja karena ibukota Provinsi Sumatera Utara dan menjadi kota terbesar ketiga di Indonesia. Tapi ada nuansa 'perang dingin' dari dua pasangan yang berkompetisi merebut kursi kepemimpinan.

Setidaknya daya tarik Pilkada Medan dikarenakan pasangan nomor urut 1, Akhyar-Salman yang didukung Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan calon petahana, punya sejarah politik sedikit panas saat proses untuk maju kembali.

Sementara rivalnya adalah Bobby Nasution-Aulia Rachman yang didukung mayoritas partai, termasuk Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia (PDIP) yang merupakan 'rumah lama' Akhyar Nasution.

Gengsi Pilkada Kota Medan juga dikarenakan kedua calon walikota sama-sama bermarga nasution. Daya tarik lainnya, Bobby Nasution adalah menantu orang nomor satu di negeri ini, Presiden Joko Widodo.

Maka wajar bila Pilkada Kota Medan sangat menarik dan bergengsi untuk diikuti dan disaksikan.

Pilkada Serdang Bedagai

Demikian juga dengan Pilkada Kabupaten Sergai yang tak kalah menarik karena latar belakang sejarah politik dan fakta pendukung dari kedua calon yang bertarung yakni, pasangan nomor urut 1, Darma Wijaya-Adlin Tambunan (Dambaan) dan pasangan nomor urut 2 Soekirman-Tengku Ryan Novandi (Beriman dan Trendy).

Pilkada di kabupaten yang memiliki slogan “Tanah Bertuah Negeri Beradat” inipun punya catatan bergengsi. Calon bupati, baik pasangan nomor urut 1 (Darma Wijaya) dan pasangan nomor urut 2 (Soekirman) merupakan calon petahana. Bedanya Soekirman berposisi sebagai bupati dan Darma Wijaya duduk sebagai wakil bupati.

Persaingan bergengsi ini juga didukung profil kedua calon wakil masing-masing.

Calon wakil bupati nomor urut 1 yang mendampingi Darma Wijaya adalah Adlin Tambunan. Siapa Adlin Tambunan yang merupakan 'putra mahkota' Bupati Deli Serdang, Ashari Tambunan.

Sedangkan calon wakil bupati nomor urut 2 yang mendampingi Soekirman juga anak muda bernama Tengku Ryan Novandi yang merupakan 'putra mahkota' Tengku Erry Nuradi.

Tengku Erry pernah menjabat Bupati Sergai dua periode berpasangan dengan Soekirman. Dia juga mantan Gubernur Sumut.

Keberadaan kedua calon wakil bupati adalah orang yang punya jaringan dan kekuatan politik sehingga daya saing Pilkada Sergai menjadi terasa berkelas. Sama-sama putra mahkota dengan pengaruh yang pasti berbeda.

Perang Dingin

Selain persaingan bergengsi, Pilkada Sergai merupakan perang dingin yang sudah kentara sejak lama ketika Bupati Soekirman dan wakilnya Darma Wijaya terlihat 'pecah kongsi' dalam menakhodai kapal besar daerah yang dimekarkan dari Kabupaten Deli Serdang ini.

Istilah lain menggambarkan pertarungan antara Soekirman dengan Darma Wijaya adalah 'perang saudara'. Sebab ketika maju dalam Pilkada 2015 lalu, keduanya berpasangan dan membuat jargon 'Bersaudara' yang artinya 'Bersama Soekirman dan Darma Wijaya'.

Dalam Pilkada Sergai 9 Desember 2020, keduanya 'bercerai' dan tidak lagi bersaudara sehingga perang dingin ini pun bisa dikatakan sebagai pertaruhan gengsi sebagai pejabat antara Bupati dan Wakil Bupati, meski keduanya sering mengatakan, mereka tetap mesra dan sejalan dalam memimpin Sergai.

Perang dingin semakin kentara tatkala Soekirman mengalami kendala hebat pada proses menjadi calon bupati Pilkada Sergai 2020-2025. Dia nyaris terganjal ketika syarat dukungan dari partai politik tarik-menarik. Adalah partai Amanat Nasional yang menjadi ‘kunci’ mulusnya Soekirman bisa ditetapkan sebagai calon bupati.

Hari ini menjadi penentu perang dingin bergengsi di Kabupaten Sergai. Terlepas dari semua intrik politik yang dilakukan kedua pasangan dan masing-masing tim tim suksesnya, semua dikembalikan kepada masyarakat Sergai dalam menentukan calon pemimpin mereka lima tahun ke depan.

Semoga yang terpilih menjadi pemimpin bertuah dan mampu membangun Sergai di atas fondasi adat yang melekat dari kearifan lokal yang terbangun di negeri melayu ini. Semoga perang dingin segera berakhir untuk Sergai yang bertuah dan beradat serta lebih maju.

Berita kiriman dari: Amirul Khair

Baca Juga

Rekomendasi