MSC Gelar Diskusi Tentang Akar Konflik Palestina-Israel

MSC Gelar Diskusi Tentang Akar Konflik Palestina-Israel
Sekjen Pendidikan Sosialis Indonesia (PSI) menjelaskan akar konflik antara Palestina dengan Israel dalam diskusi virtual yang digelar Medan Area Studie Club (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Medan Area Studie Club (MSC) menggelar diskusi virtual bertajuk penjajahan Israel terhadap Palestina dengan tema "Menelusuri Aspek Daya Tahan Kelompok Perlawanan Hamas, Hizbullah dan Jihad Islam dalam Menghadapi Zionis Israel".

Sekjen Medan Area Studie Club (MSC), Riyandi Putra, mengatakan tema ini diangkat karena melihat Hamas, Hizbullah dan Jihad Islam merupakan kelompok yang sampai saat ini masih bertahan dan terus berjuang menghadapi setiap serangan militer yang dilancarkan zionis Israel.

"Melalui diskusi ini diharapkan dapat membuka cakrawala berpikir dan pemahaman yang benar dari para pemuda, khususnya mahasiswa terkait isu Palestina," kata Riyandi, Jumat (11/6).

"Saat ini masih banyak kalangan dan tidak terlepas mahasiswa yang termakan propaganda busuk dari zionis Israel. Oleh sebab itu, diskusi ini sangat penting diselenggarakan," sebut mahasiswa FISIP UMA itu.

Diskusi tersebut dimoderatori oleh Sofyan Muis Gajah yang merupakan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Medan Area. Sedangkan bertindak sebagai narasumber Sekjen Pendidikan Sosialis Indonesia (PSI), Andito Suwignyo.

Dalam pemaparannya, Andito menjelaskan kronologi bagaimana bangsa Palestina bisa dijajah oleh Israel.

"Penjajahan Israel terhadap Palestina dimulai sejak deklarasi Balfour 1948 dimana pemerintah Inggris membagi dua wilayah Palestina menjadi dua bagian. 55% untuk bangsa Yahudi dan 45% untuk bangsa Arab Palestina," ujar Andito.

"Kemudian terjadilah migrasi besar-besaran bangsa Yahudi di seluruh dunia ke Palestina. Pengusiran, pembantaian dan aksi kekerasan lainnya pun dilakukan terhadap warga Palestina yang menolak tanahnya diserahkan pada orang-orang Yahudi," sambungnya.

Menurutnya hingga saat ini kejahatan zionis Israel terhadap bangsa Palestina masih terus berlanjut. Wilayah yang diduduki Israel semakin hari juga semakin bertambah luas.

"Oleh karenanya solusi yang ditawarkan banyak pihak yakni two state solution bukanlah solusi yang tepat. Karena jelas kita lihat bagaimana Israel terus melakukan kejahatan terhadap Palestina," jelas Andito

Diskusi tersebut berjalan selama kurang lebih 90 menit dengan 52 orang partisan yang merupakan mahasiswa UMA dan beberapa aktivis mahasiswa di Kota Medan.

"Kesimpulan dari diskusi ini, satu-satunya solusi untuk masalah Palestina adalah perlawanan yang harus terus dilakukan terhadap Israel. Kelompok-kelompok perlawanan seperti Hamas, Hizbullah dan Jihad Islam menjadi harapan untuk bisa mengembalikan kedaulatan bangsa Palestina," tukas Riyandi Putra.

(EAL)

Baca Juga

Rekomendasi