Musisi: Pak Wali Kota Medan, Kami Juga Berhak Dapat Hidup Layak

Musisi: Pak Wali Kota Medan, Kami Juga Berhak Dapat Hidup Layak
Para musisi Kota Medan saat mengamen di Lapangan Merdeka (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Sejumlah musisi Kota Medan yang sempat mengalami pengusiran oleh Lurah Kesawan saat melaukan aksi mengamen di Jalan Balai Kota/Lapangan Merdeka, mengucapkan rasa terima kasih kepada Pemrintah Kota (Pemko) Medan.

Diakui para musisi, hingga saat ini aksi mengamen yang mereka lakukan terlaksana dengan nyaman, aman, dan tenteram, sesuai protokol kesehatan. Meskipun aksi bertujuan menghibur para pengendara serta pengunjung lokasi wisata kuliner seputar Lapangan Merdeka tersebut, para musisi mengharapkan adanya rezeki yang didapatkan untuk menghidupi keluarga.

Salah satu musisi, Syahid Ahmad, yang juga Ketua Rockers Community saat ditemui Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kota Medan, Bobby O Zulkarnain, didampingi Sekretaris Budo Dharma, menceritakan harapan mendapat rezeki untuk menghidupi keluarga sejumlah musisi jauh dari apa yang diharapkan.

"Alhamdulillah, kami dapat Rp 200.000, start pukul 16.00 WIB usai Salat Asar sampai Pukul 18.00 WIB sebelum Azan Maghrib berkumandang. Kami bagi berlima, kadang mau sampai enam atau tujuh orang. Artinya minimal Rp 30.000 sampai Rp 40.000 per orang setiap kali mengamen," kata Syahid, Sabtu (18/9).

Diceritkaan Syahid, meskipun nominal yang mereka dapat sangatlah minim, tidak menjadikan mereka lupa bersyukur dan berterima kasih kepada Pemko Medan, yang telah memberikan kesempatan kepada mereka mencari rezeki dengan cara mengamen.

Akan tetapi, pentingnya perhatian Wali Kota Medan, Bobby Nasution, terhadap solusi kehidupan bagi para musisi yang terdampak pandemi serta penerapan PPKM segeralah direalisasikan.

"Kami sangat berharap suatu keputusan dan solusi yang bijaksana dari Walik Kota Medan, Bobby Nasution, terhadap nasib kami dan keluarga para musisi. Sehingga kami benar-benar masyarakat yang dalam UU Dasar 1945, kami beserta keluarga memiliki hak mendapatkan kehidupan yang layak," jelas Syahid.

Sudah memasuki 3 tahun, lanjut Syahid Ahmad menceritakan, dampak pandemi Covid-19 para musisi rasakan. Belum ada suatu kebijakan, serta perhatian yang dirasakan para musisi secara khusus dari Pemko Medan.

"Pak Wali kami yang masih muda, milenial, kami fikir sangatlah mengerti tentang kami para musisi ini yang mendapatkan rezeki dari profesi serta skil kami bermain musik, tolong pak perhatikan kami. Berikan solusi kepada kami, agar keluarga, istri dan anak-anak kami juga bisa merasakan apa itu hidup yang layak," harap Syahid.

Ketua SMSI Kota Medan, Bobby O Zulkarnain, merasa tersentuh apa yang dialami para musisi akibat dampak pandemi.

"Miris rasanya, mendengar pernyataan para teman-teman musisi hanya bisa membawa Rp 40.000 maksimal ke rumah mereka yang belum tentu setiap harinya," ujar BOZ, sapaan akrab Bobby O Zulkarnain.

Menurut BOZ, ada gebrakan serta solusi bijak yang bisa dilakukan Pemko Medan bersama para anggota DPR terhadap keberlangsungan hidup para musisi. Kiranya, sinergritas antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif berjalan. BOZ meminta agar diwujudkan ada yang menjadi cita-cita negara, yang tertulis dalam UU Dasar Negara 1945.

"Coba cermati isi undang-undang, ada cita-cita negara kita di alinea ke-4. Diantaranya, melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial," jelas Bobby.

Artinya, lanjutnya, ada tanggungjawab pemerintah terhadap warga masyarakatnya. Bagaimana cita-cita negara itu tercapai, jika untuk kebutuhan pokok saja ada warga masih sulit mendapatkan.

"Belum lagi kebutuhan pendukung para anak-anak musisi, baik vitamin serta biaya pendidikan. Ayolah, Pemko Medan terbuka memberikan pandangan serta maksimalkan perhatian terhadap masyarakat Kota Medan secara adil dan merata," pungkas Bobby.

(RZD)

Baca Juga

Rekomendasi