Cerita Warga yang Akhirnya Mau Divaksin Covid-19

Cerita Warga yang Akhirnya Mau Divaksin Covid-19
Melli Handiyani (Analisadaily/Qodrat Al-qadri)

Analisadaily.com, Medan - Warga Sulut, Diduga Meninggal Usai Divaksin. Begitulah judul artikel dari tangkapan layar yang diposting salah satu akun repost di lini massa Instagram yang dilihat Melli Handiyani (32) beberapa bulan silam.

Takut sudah pasti. Dilema apalagi. Postingan-postingan semacam ini menjadi momok bagi ibu dua anak tersebut. Ia tak gampang memutuskan untuk mau divaksin ketika membaca artikel yang tak jelas sumbernya tersebut.

Apalagi keseharian Melli sebagai ibu rumah tangga, yang tiap harinya hanya memasak, mengurus anak, dan membersihkan rumah membuat ia terbatas untuk mencari informasi lebih dalam soal vaksinasi Covid-19.

Sebelum Covid-19 melanda negeri ini, Melli tak hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga melainkan beraktivitas sebagai pedagang pakaian. Baju-baju ia yang ia jual dipesan langsung dari Pulau Jawa.

Tidak perlu menyewa toko, ia memulai usahanya dari rumah bermodalkan ponsel pintar dan paket internet. Melli menawarkan dagangannya secara daring. Tiga bulan sejak dirintis, Melli sudah mendapatkan banyak pelanggan untuk beberapa kawasan di Kota Medan. Perlahan pelanggannya tidak lagi membeli via daring, tapi langsung melihat koleksinya ke rumah.

Dalam sehari, sebelum Covid-19 menyerang, ia bisa menjual hingga 40 pasang baju anak-anak maupun dewasa. Namun ketika pandemi, usahanya tak seligat sebelumnya. Penjualan menurun. Daya beli masyarakat sama sekali tak ada. Modal pun susah kembali.

Saat ada warga yang datang membeli, rasa khawatir muncul. Khawatir penularan virus kala itu masih tinggi-tingginya. Benar-benar dilema.

"Mau kita larang yang datang, kan tidak mungkin juga, karena saat itu kita butuh uang untuk membayar berbagai keperluan, akhirnya kita nekad tetap menerima pembeli, namun dengan prokes ketat, kita sediakan cuci tangan di pintu masuk. Yang datang juga harus pakai masker," kata Melli, Kamis (25/11).

Namun ujian belum selesai, setelah mantap dan nyaman berdagang dengan penerapan 3M di rumahnya, Melli sempat "diganggu" dengan narasi-narasi yang belum tentu kebenarannya perihal vaksinasi. Artikel-artikel hoaks bermunculan.

"Saya sempat terganggu dan terpengaruh awalnya dengan berita-berita miring soal vaksin di internet, vaksin sinovac itu masuk Indonesia kan akhir Desember 2020, baru kemudian masuk ke Medan di awal 2021, saya lama menunda untuk divaksin padahal ada beberapa tawaran vaksin dari tempat suami bekerja," katanya.

Tak hanya itu, tawaran vaksin pun datang kepada wanita asal Jambi tersebut dari kelurahan. Namun lagi-lagi ia menolaknya.

"Semuanya saya tolak karena memang sempat terpengaruh dengan berita hoaks yang bilang banyak yang meninggal, mengandung logam lah dan sebagainya," ujarnya.

Syukurnya, ia punya suami yang bolak-balik meyakinkan untuk tidak takut dengan pemberitaan hoaks tersebut. hal itu tidak benar, namun saya takut," Kata Melli.

Akhirnya dengan nasihat suaminya, pada akhir Oktober 2021 silam, Melli dan ibunya berikhtiar ikut vaksinasi Covid-19. Ia mendapat dosis suntikan pfizer.

"Bismillah, karena untuk kebaikan dan ikhtiar terhindar dari pandemi ini, saya dan ibu akhirnya divaksin, menyusul suami yang lebih dulu telah mendapatkan herd immunity pada Agustus lalu. Alhamdulillah tidak ada efek yang berarti, hanya kebas di bekas suntikan dan sedikit demam," katanya.

Dari ikhtiar yang dilakukannya, ibu rumah tangga tersebut membantah berita hoaks dari tangkapan layar yang ia baca di media sosial tadi. Hal inilah yang ingin ditegaskan Melli pada masyarakat yang sampai saat ini tak berani, masih ragu-ragu atau dilema divaksin.

"Intinya ikhtiar saja. Insya Allah aman," katanya.

Hal yang sama juga diutarakan Zul Asna (62). Salah satu warga Medan yang akhirnya juga memutuskan mau divaksin. Alasan ia juga karena ikhtiar. Lebih sehat dan terhindar dari penularan Covid-19.

"Saya ini kan sudah termasuk lansia, kemarin sempat takut juga karena baca-baca berita, ternyata takut saja kan tidak bisa menjadi solusi juga untuk tidak tertular, akhirnya saya putuskan vaksin juga, dan Alhamdulillah tidak ada efek apapun,"? katanya.

Terpisah, Ahli Penyakit Infeksi Tropis dari Mahidol University, dr. Sunna Hutagalung mengimbau agar warga yang belum di vaksin untuk segera mencari tahu tanggal vaksin terdekat, termasuk kepada pekerja-pekerja di lingkup risiko tinggi agar segera diberikan suntikan ketiga (booster).

"Saya imbau buat warga Sumut, yang belum di vaksin, agar segera mencari tahu tanggal vaksin terdekat, bisa dari kelurahan, puskesmas, atau dari lembaga swasta yang menggelar vaksin, lalu dianjurkan juga suntikan ketiga kepada warga yang bekerja di lingkup risiko tinggi, seperti perawat dan jurnalis, semua ilmuwan sepakat bahwa untuk mencegah virus ini bermutasi dan semakin kuat adalah dengan adanya suntikan ketiga, dan umumnya pakai moderna," kata dr. Suna.

(QQ/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi