Kisah Almarhum dr. Andika, Ingin Bertemu Allah dengan Pakaian Hazmat

Kisah Almarhum dr. Andika, Ingin Bertemu Allah dengan Pakaian Hazmat
Ilustrasi. Tabur bunga di makam dr. Andika Kesuma Putra (Analisadaily/Qodrat Al Qadri)

Analisadaily.com, Medan - "Jika hal terburuk terjadi, tolong Umi cari orang yang bisa bantu fardu kifayah Abi. Tolong pakaikan baju hazmat di jenazah Abi. Abi mau ketemu Allah pakai baju hazmat."

Dr. Dessy Mawar Zalia M.Ked Sp.KJ tatapannya kosong saat mengulang pesan terakhir suaminya saat ditemui Analisadaily.com awal Desember 2021, tepat 16 bulan pasca meninggal sang suami.

Dessy sedih, namun ikhlas. Dia sadar, sebagai dokter, suaminya bukanlah milik keluarga semata, tetapi juga milik masyarakat. Tidak sekadar pahlawan bagi dirinya, namun juga pahlawan bagi khalayak.

Tak lama kemudian roman Dessy berubah. Dia mulai cerita tentang sang suami, dr. Andika Kesuma Putra yang gugur saat bertugas melawan pandemi Covid-19. Banyak kenangan indah yang tidak bisa dibuang dan itu menjadi sesuatu yang indah baginya. Apalagi mereka berdua bergelut dalam profesi yang sama, yakni dokter. Profesi yang suaminya mimpikan sejak kecil.

Memang, hari-hari Andika lebih banyak dihabiskannya untuk masyarakat dibanding untuk keluarga. Fakta ini tak diragukan lagi.

Meski waktunya lebih banyak diabdikan untuk profesi, tapi Andika merupakan sosok suami yang bertanggung jawab, tegas dan disiplin. Dia bisa menempatkan diri ketika bersama istri, anak dan keluarga. Pun, ketika dia bersama pasien.

Ia tak lupa meluangkan waktu untuk keluarga di tengah kesibukannya. Bahkan kata Dessy, kadang suaminya minta ditemani visit atau mengunjungi pasien. Maka tak heran jika dari kecil, anak mereka, Athira Andika, lebih sering bermain di rumah sakit.

Tetapi hal itu berubah ketika Maret 2020 atau sejak Covid-19 mulai masuk ke Sumatera Utara. Tepatnya kala sudah ditemukan satu kasus di Kita Medan dan seorang dokter di Rumah Sakit Umum H. Adam Malik gugur.

Saat itu pula Andika mulai mengurangi waktunya untuk keluarga. Ia lebih berhati-hati jika pulang ke rumah. Andika menyadari bahwa ia berpotensi membawa virus ke rumah.

Sejak saat itu diapun mulai melarang anak dan istrinya menemaninya visit. Menjaga jarak dengan mereka setiap kali pulang dari rumah sakit, bahkan terkadang berminggu tak pulang ke rumah.

Saat kasus-kasus lain bermunculan di Medan, Andika semakin serius ikut berkecimpung menolong masyarakat yang terpapar virus corona. Hal ini karena ia merupakan dokter spesialis paru. Bahkan kepada Dessy ia mengatakan ingin jadi orang pertama yang mendaftar bertugas di rumah sakit khusus Covid-19 di Sumut.

"Abi daftar. Abi mau jadi orang pertama yang daftar," sebut Dessy menirukan perkataan suaminya kala itu.

Keinginannya itu sempat dilarang oleh Dessy.

"Saya sempat bilang gak bisa dokter lain saja? Karena rasa takut itu pasti ada. Apalagi di awal-awal Covid-19 ini masih awam," ujar Dessy.

Namun dr. Andika tetap pada tekadnya. Mengabdi pada profesi yang ia cita-citakan.

"Kalau bukan Abi siapa lagi? Ini sudah tugas kita. Ikhlas, Umi. Kita punya Allah," ujar Dessy kembali menirukan percakapannya dengan sang suami.

Bagi Andika, jika akhirnya ia harus gugur, paling tidak ia meyakini akan mati syahid. Bukankah ia sedang perang melawan wabah?

"Abi kan suka dengar ceramah, sejarah. Jadi dia selalu merasa, enak ya Umi, waktu zaman nabi bisa perang, bisa mati syahid. Ini yang sering dia katakan," tambah Dessy.

Mendengar kata mati syahid, Dessy tak bisa lagi melarangnya. Yang mereka pegang hanya keikhlasan. Ikhlas dalam bertugas.

Selama mengabdi sebagai dokter di rumah sakit khusus Covid-19, Andika sepekan sekali pulang ke rumah. Ia harus memastikan dulu kondisi aman baru bisa bertemu dengan keluarganya. Dalam berbagai kesempatan ia terus menggunakan masker. Nyaris tak pernah lepas. Hingga akhirnya memang sudah kehendak Allah, virus itu menyerangnya.

Pada 13 Juli 2020, Andika mulai tidak enak badan. Ia merasakan sakit hingga akhirnya menjalani ST Scan dan PCR. Hasilnya menunjukan positif. Andika dan Dessy terpaksa isolasi di samping rumahnya.

Pada 15 Juli 2020, kondisi dr. Andika semakin memburuk hingga akhirnya menjalani opname di Rumah Sakit Colombia Medan tempat ia bekerja.

Dessy menemaninya. Dua pekan di rawat di RS Colombia, Dessy tak pernah lepas darinya. Meski mereka juga harus mendengar kabar bahwa anak dan beberapa anggota keluarga lainnya juga dinyatakan positif Covid-19. Mereka terpukul. Mereka harus jauh dari anaknya yang masih berumur 10 tahun karena virus ini.

Sepekan di RS Colombia, kondisi Dessy drop. Ia pun menyemangati dirinya hingga bisa bangkit melawan virus tersebut. Berbeda dengan sang suami, kondisi tubuh dokter Andika secara perlahan tampak mulai dikalahkan oleh virus. Saturasinya terus menurun. Hingga akhirnya beberapa hari sebelum gugur, ia berpamitan lewat pesan singkat kepada teman-temannya.

Andika benar-benar ikhlas dengan penyakit yang dideritanya. Kata ikhlas ini pula yang bolak-balik ia ingatkan ke Dessy.

"Umi, jika yang terburuknya terjadi pada Abi, tolong Umi cari orang yang bisa bantu fardu kifayah, Abi. Tolong pakaikan baju hazmat di jenazah Abi. Abi mau ketemu Allah pakai baju hazmat Abi," kata Dessy mengulang pesan suaminya.

Pada 1 Agustus 2020, dokter Andika akhirnya gugur. Semuanya harus ikhlas dan semua merasa kehilangan. Dessy harus tetap menjalankan pesan almarhum suaminya. Mencari orang yang melakukan fardu kifayah dan memakaikan baju hazmat kepadanya.

Subhanallah, Dessy tak pernah menyangka, ketika jenazah dokter Andika dikeluarkan dari ruang jenazah, orang-orang sudah ramai menunggu di luar. Mereka menangis karena kehilangan sosok pahlawan. Dessy terharu karena ratusan orang ikut mendoakan dan mensalatkan sang dokter. Padahal saat itu orang-orang masih enggan beramai-ramai. Mereka sama sekali sudah tidak takut dengan virus tersebut demi bisa mengantarkan sosok pahlawan umat.

Melihat itu, Dessy lega. Impian suaminya terwujud. Dessy yakin, InshaAllah dokter Andika mati syahid. Karena janji Allah bagi mereka yang mati syahid InsyaAllah bisa membawa keluarganya ke surga.

Sampai bertemu di keabadian pahlawanku.

(QQ/EAL)

Baca Juga

Rekomendasi