Cegah PMK, Disinfeksi Kandang Ternak Penting Dilakukan

Cegah PMK, Disinfeksi Kandang Ternak Penting Dilakukan
Petugas memeriksa kesehatan hewan sebelum disembelih di Rumah Potong Hewan (RPH) Lambaro, Aceh Besar, Aceh, Sabtu (14/5/2022). (ANTARA FOTO / Irwansyah Putra/rwa.)

Analisadaily.com, Jakarta - Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Dokter Hewan IPB University, Sri Murtini, menekankan pentingnya disinfeksi kandang hewan ternak yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK) untuk mencegah penularan kepada hewan lain.

"Yang juga penting adalah cleaning dan disinfeksi. Jadi bekas kandang itu benar-benar dibersihkan dan disinfeksi," kata Sri dilansir dari Antara, Minggu (15/5).

Sri menyebutkan manusia juga bisa menjadi pembawa virus dan menularkan penyakit kepada hewan ternak lainnya.

Oleh karena itu Sri menegaskan agar lalu lintas orang dipastikan menggunakan APD jika dari kandang hewan yang terinfeksi dan menggantinya jika ke kandang hewan yang sehat.

"Ingat di di dalam air liurnya itu banyak sekali virusnya. Jadi kalau air liurnya nempel di kandang, peralatan itu bisa menularkan. Karena itu menjaga kesehatan hewan sangat penting," katanya.

Dia juga mengingatkan pentingnya menjaga hewan yang sakit tidak keluar dari daerahnya serta menjaga hewan yang sehat agar tidak berpindah ke daerah hewan yang sakit.

"Salah satunya dengan biosecurity alias pembatasan lalu lintas ternak. Artinya ternak yang sakit atau dari daerah yang sakit sebaiknya tidak keluar dari daerah tersebut," kata Sri.

Ia menerangkan pencegahan lainnya yang juga penting dilakukan adalah melalui penguatan imun tubuh hewan seperti memberikan vaksin. Kemudian meningkatkan kekebalan tubuh dengan menjaga kondisi kesehatan dan kandang.

Sebelumnya Kementerian Pertanian meminta semua kepala daerah di Indonesia untuk mengatur lalu lintas ternak sebagai upaya bersama dalam mencegah penularan PMK dari wilayah wabah di Provinsi Jawa Timur dan Aceh.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menginstruksikan pengendalian yang optimal agar tidak terjadi mutasi virus tanpa pengendalian langsung baik oleh tenaga kesehatan maupun semua jajaran yang terkait di provinsi.

Syahrul memastikan penanganan PMK terus dilakukan secara maksimal, di antaranya dengan mendistribusikan obat, penyuntikan vitamin, pemberian antibiotik dan penguatan imun. Di sisi lain, Kementan juga terus bekerja melakukan riset dan uji laboratorium untuk menemukan vaksin untuk PMK produksi dalam negeri.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi