Unjuk Rasa Tolak Kenaikan Harga BBM di Siantar Ricuh

Unjuk Rasa Tolak Kenaikan Harga BBM di Siantar Ricuh
Massa yang dibubarkan menggunakan gas air mata di Jalan Haji Adam Malik, Kota Pematangsiantar, Senin (5/9) (Analisadaily/Fransius Simanjuntak)

Analisadaily.com, Pematangsiantar - Unjuk rasa mahasiswa akibat tidak menerima kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) berujung ricuh. Awalnya demo berjalan lancar di depan Kantor DPRD Pematangsiantar, Senin (5/9).

Massa pengunjuk rada sempat bertemu langsung dengan Wali Kota Pematangsiantar, Susanti Dewayani, dan sejumlah anggota DPRD Pematangsiantar. Sekitar satu jam kemudian, massa meninggalkan Kantor DPRD dan melanjutkan unjuk rasa di Jalan Haji Adam Malik.

Massa juga sempat berkumpul dan melakukan orasi menggunakan pengeras suara, meminta kepada pemerintah segera menurunkan harga Solar, Pertalite, dan Pertamax. Namun tak begitu lama, mahasiswa membakar ban.

Situasi tersebut memicu kerusuhan. Polisi sempat memadamkan api menggunakan alat pemadam api ringan. Namun upaya itu mendapat perlawanan dari beberapa mahasiswa, dan tiba-tiba terjadi keributan.

Tak berselang lama sempat terdengar suara tembakan gas air mata sebanyak 3 kali. Polisi sempat mengamankan sejumlah mahasiswa ke halaman Kantor DPRD. Kericuhan semakin memanas karena sejumlah mahasiswa lainnya berusaha mencegah penangkapan yang dilakukan polisi.

Aksi polisi yang mengamankan sejumlah mahasiswa tidak begitu lama, dan semuanya langsung dilepas. Namun mahasiswa yang tidak terima dengan tindakan polisi, langsung mendatangi kantor Polres Pematangsiantar.

Massa menyesalkan tindakan polisi. Mereka menuntut Kapolres Pematangsiantar, AKBP Fernando, dicopot dari jabatannya.

Sementara itu, Kapolres Pematangsiantar mengaku siap dicopot atau dievaluasi jika ada pelanggaran yang dilakukan anak buahnya dalam menangani unjuk rasa tersebut.

“Saya berjanji akan menyelidiki tindakan anggota yang melakukan tembakan gas air mata,” tandasnya.

(FHS/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi