"TPA Terjun sudah kita tata lebih baik dari yang dulu, kalau dulu TPA Terjun ini kan terlihat seram dan menakutkan, tapi sekarang sudah jauh berubah lebih baik, lebih hijau dan asri," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan (DLH), dr. Suryadi Panjaitan, Kamis (2/2).

Suryadi mengatakan, di TPA Terjun saat ini sudah dibangun tempat istirahat bagi masyarakat yang beraktifitas di TPA tersebut dengan konsep Ruang Terbuka Hijau (RTH).

"Sudah kita tata agar TPA terjun ini memiliki RTH sebagai tempat istirahat ataupun ngobrol-ngrobrol masyarakat yang beraktifitas di situ. Kita juga enak memandang dari situ," kata dia.

Menurutnya, perubahan dirasakan dari aroma busuk yang sudah tidak tercium lagi. Selain menanam pohon-pohon untuk menambah penghijauan, DLH Kota Medan nantinya akan membangun gapura pintu masuk ke TPA.

"Gapura ini dibangun supaya lebih indah dilihat masyarakat dari luar, jadi memang betul-betul TPA ini kita tata agar lebih baik, apalagi di situ juga banyak hewan-hewan seperti unggas yang hidup dan di bawahnya ada kolam ikan milik masyarakat, itu menandakan TPA ini tidak seseram yang masyarakat bayangkan," tuturnya.

Tidak jauh dari lokasi RTH tersebut, DLH Kota Medan juga telah menyiapkan tempat pembuangan akhir sampah dengan system sanitary landfill yang diperkirakan akan selesai dibangun di bulan Maret 2023 ini.

Langkah ini merupakan tindaklanjut dari Wali Kota Medan, Bobby Nasution, yang terus mendorong Perangkat Daerah untuk merealisasikan lima program prioritas salah satunya di bidang kebersihan. Bobby ingin penanganan kebersihan tidak hanya di kewilayahan saja namun juga harus dilakukan hingga ketempat pembuangan akhir sampah (TPA).

TPA Talun Kenas

Sementara itu guna menambah tempat pengelolaan akhir sampah dari yang sudah ada sebelumnya, Pemko Medan juga telah menyiapkan TPA Talun Kenas yang berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Sumut dan Pemkab Deli Serdang.

Tahapanya, kata Suryadi, saat ini DLH Kota Medan terus bekoordinasi dengan Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Medan untuk melakukan peninjauan lokasi dan membahas mengenai sistem pengelolaan sampah yang akan digunakan.

"Saya rasa disitu juga akan menggunakan sistem sanitary landfill karena sistem open dumping sudah harus di tinggalkan. Jadi dari kondisi lapangan yang ada itu cukup luas untuk menampung sampah kota Medan," ujarnya.

Ia menyebutkan saat ini sampah yang dihasilkan masyarakat Kota Medan sekitar 2.000 ton/ hari, diharapkan sesuai dengan Kebijakan dan Strategi Daerah (Jakstrada) dalam pengelolaan sampah sampai dengan tahun 2025 pengurangan sampah di Kota Medan bisa mencapai 30 persen. Sehingga apabila dikalkulasikan produksi sampah Kota Medan yang akan berkurang sampai tahun 2025 sekitar 600 ton.

"Jadi kita harapkan sesuai dengan Jakstrada tersebut produksi sampah di Kota Medan ditahun 2025 hanya berkisar 1.400 ton, karena sudah berkurang 30 persen dari yang saat ini diproduksi, namun kalau bisa lebih berkurang lagi," harapnya.

Meskipun demikian, ia tetap mengimbau masyarakat agar merubah perilakunya jangan lagi membuang sampah sembarangan khususnya membuang sampah di sungai. Lalu industri juga harus mengelolah limbah pabriknya dengan baik dan benar jangan langsung dibuang sembarangan.

"Kita berharap masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi untuk tidak lagi membuang sampah sembarangan, mari kita menjaga bersama-sama kebersihan lingkungan kita," ucapnya, sembari mengingatkan masyarakat untuk mulai memilah sampah dan mendaurulangnya menjadi barang bernilai ekonomis.

(CSP)