Penari Etnis Karo Tampilkan Tarian Gundala-Gundala

Penari Etnis Karo Tampilkan Tarian Gundala-Gundala
Ketua Panitia Etnis Karo, Agus Jaka Putra Ginting, memberikan saweran kepada penari lima serangkai dan tarian sadatan di acara PSBD ke-V Kabupaten Asahan, Selasa (1/8). (Analisadaily/Arifin)

Analisadaily.com, Kisaran - Penari etnis Karo menampilkan tarian Gundala-gundala atau disebut dengan tarian memanggil hujan dan tarian satu tangan sadatan, pada panggung Pergelaran Seni Budaya Daerah (PSBD) ke-V Kabupaten Asahan, Selasa (1/8).

Ketua panitia etnis Karo Asahan, Agus Jaka Putra Ginting dalam kata sambutannya mengucapkan, terimakasih kepada Pemkab Asahan yang sudah memberikan panggung kepada etnis Karo.

"Dalam kegiatan ini kami akan menampilkan tarian khas Karo seperti tarian Sadatan, Gundala-gunadala, dan tarian lima serangkai, bahkan tarian ini sudah cukup terkenal," kata Agus.

Pada tarian satu tangan atau sadatan yang terlihat gemulai ditampilkan etnis Karo, dimana master of ceremony (MC) menceritakan atau menggambar tarian ini pada saat itu muda-mudi pada malam hari dibawah terang sinar bulan purnama berkumpul dan sedang hendak berkenalan. Melihat tarian sadatan itu banyak yang memberi saweran kepada penari dari mulai pejabat Asahan sampai pejabat Karo.

Selanjutnya, menampilkan tarian Gundala Gundala menceritakan hiduplah seorang raja dan putrinya yang telah menikahi panglima tertinggi kerajaan. Suatu waktu, keluarga kerajaan pergi melakukan perjalanan jauh yang melewati jalan setapak menuju hutan. Ketika sedang berada di tengah hutan, mereka bertemu seekor burung yang sangat besar.

Burung besar tersebut diberi nama Gurda-Gurdi, seekor burung yang berasal dari serangga. Karena melihat kecantikan sang putri, Gurda-Gurdi pun jatuh cinta hingga ingin menjadikannya sebagai istri. Namun karena gadis itu telah mempunyai suami, raja pun langsung menolak tawaran tersebut. Kemudian terjadilah perseteruan hingga terjadi peperangan di tengah hutan tersebut.

Dan pada akhirnya, pasukan raja berhasil menang dengan mengalahkan Gurda-Gurdi. Atraksi ini pun biasanya diperagakan sebagai pertunjukan kepada masyarakat Karo pada upacara ritual untuk meminta agar hujan turun. Dan penampilan selanjutnya tari landek yang diikuti seluruh pejabat Pemkab Asahan dan Karo serta masyarakat yang hadir.

(ARI/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi