Honor Tenaga Medis Rendah, Prof Ridha: Wajar Jika Indonesia Kehilangan Triliunan Tiap Tahunnya

Honor Tenaga Medis Rendah, Prof Ridha: Wajar Jika Indonesia Kehilangan Triliunan Tiap Tahunnya
Prof. Dr.dr Ridha Dharmajaya Sp BS (K) (Analisadaily/Jafar Wijaya)

Analisadaily.com, Medan - Rendahnya honor tenaga medis non ASN di Kota Medan turut menarik perhatian Prof. Dr.dr Ridha Dharmajaya Sp BS (K). Sebagai seorang ahli tenaga medis, dirinya menganggap wajar jika Indonesia harus kehilangan triliunan rupiah tiap tahunnya karena banyaknya warga Indonesia yang berobat ke luar negeri.

"Banyak yang mengeluhkan Indonesia harus kehilangan triliunan tiap tahunnya karena orang Indonesia lebih banyak memilih berobat ke luar negeri daripada negeri sendiri. Wajar saja karena kita sendiri tidak memberi penghargaan terhadap profesional kita di bidang medis," katanya, Sabtu (23/9).

Menurut Prof Ridha, tak hanya ASN Kesehatan tapi ini juga berlaku untuk setiap pekerjaan bidang lainnya. Bagaimanapun, prestasi baik yang terpenting adalah penghasilannya.

"Bahkan, perusahaan internasional besar mengadopsi 5 P dalam peningkatan kualitas perusahaannya. Yang pertama menjadi prioritasnya adalah payment atau penghasilan dari karyawan dan selanjutnya jaminan kesehatan serta orang-orang pekerjanya atau people," ujarnya.

Tentu saja kata Prof Ridha, masalah penggajian akan berpengaruh besar terhadap hasil kerja sehingga menjadi perhatian penting perusahaan.

"Seperti sebuah pribahasa asing, kalau kami kasih kacang kami akan dapat monyet. Pribahasa ini berbanding lurus dalam menghargai seseorang dengan prestasinya, terlebih tenaga kesehatan," ucapnya.

Disinggung berapa kisaran honor yang layak harusnya diterima tenaga medis, menurut pria yang berprofesi sebagai dokter spesialis bedah itu adalah saat penghasilannya mampu memenuhi kebutuhan keluarganya, baik itu biaya pendidikan dan juga biaya hidup keluarga.

"Mengingat tuntutan tenaga medis bekerja itu luar biasa karena berhadapan dengan hajat hidup orang banyak. Jadi tanggung jawabnya besar juga," ungkap Prof Ridha.

Untuk itu dirinya berharap pemerintah menjadikan hal ini sebagai perhatian agar Indonesia bisa bersaing dengan luar negeri.

Sebelumnya, rendahnya honor tenaga medis non ASN menguak setelah diungkapkan Sekretaris komisi 2 DPRD Kota Medan, Drs. Wong Chun Sen Tarigan.

Dirinya menerima informasi bahwa honor tenaga medis non ASN di kota Medan masih rendah dan di bawah Upah Minimum Kota (UMK) sehingga perlu mendapat perhatian dari pemerintah kota Medan termasuk juga Rumah Sakit yang mempekerjakan tenaga medis. Katanya tenaga medis Non ASN di kota Medan yang masih menerima honor kerja itu adalah perawat, bidan dan dokter.

"Bahkan ada saya temukan, honor dokter itu hanya Rp 75 ribu per 1 ship kerja. Sehingga jika ditotal perbulan hanya berkisar Rp 2 jutaan perbulan. Ini perlu perhatian dari pemerintah pusat dan daerah, agar ada standart honor tenaga medis di kota Medan dan paling tidak disesuaikan dengan UMK kota Medan saat ini," ujarnya saat menghadiri acara pertemuan tindak lanjut komunitas dan pemangku kepentingan jejaring DPPM untuk optimalisasi pemenuhan standar pelayanan minimal (SPM) terkait layanan TBC di Kota Medan di Grand Mercure beberapa waktu lalu.

(JW/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi