Korban ketika itu mengendarai mobil sedan Corolla BK 484 ND seorang diri dari perumahan Staf Kebun Pabatu. Tujuan korban ingin menuju kantor PTPN III Perkebunan Gunung Pamela.

Menurut beberapa warga, saat kejadian korban tidak mengetahui ada kereta api barang meluncur dari Siantar dan kebetulan tidak ada warga yang berlalu lalang.

Sesaat sebelum tiba di perlintasan, kereta api harus melewati jalan menikung, sehingga tidak kelihatan bagi orang yang akan menyeberang.

"Lokasi tersebut acapkali memakan korban jiwa, karena lokasi perlintasan tanpa palang dan sepi serta jauh dari pemukiman warga. Saat itu masyarakat sekitar dikejutkan mendengar ada benturan keras saat kereta melintas," ungkap Saidi, warga di sana.

Melihat ada mobil diseruduk kereta api, warga ramai berkerumun dan berupaya menolong. Warga yang ingin membantu tidak punya peralatan untuk membuka pintu yang berlipat dan menjepit korban. Sementara, kereta api barang itu setelah menyeruduk mobil sedan terus meluncur ke tujuan tanpa berhenti.

Kemudian, warga juga takut karena belum ada petugas datang ke TKP. Bahkan, warga sebelum datang pihak petugas dan beberapa warga berinisiatif melapor ke Polsek Padang Hulu berjarak 1 Km.

Warga setempat banyak yang mengenal korban, karena dulu orang tuanya bekerja di PTPN IV Pabatu. Sehingga, korban cepat teridentifikasi dan segera tertolong akibat menderita luka berat hingga kritis

Korban dalam kondisi kritis berhasil dievakuasi dan dibawa ke Rumah Sakit Chevani Kota Tebingtinggi, guna mendapat pertolongan medis.

Kasat Lantas Polres Tebingtinggi, AKP Doraria S Simanjuntak ketika dikonfirmasi membenarkan laka lantas itu.

“Ya, memang benar. Korban masih kritis," kata Doraria.

Kasus laka lantas mobil sedan kontra kereta api barang ini sudah ditangani pihak Satlantas Polres Tebingtinggi.

(CHA/RZD)