Danjor Nababan, Anak Petani Berobsesi Jadi Bupati Dairi

Danjor Nababan, Anak Petani Berobsesi Jadi Bupati Dairi
Danjor Nababan, Anak Petani Berobsesi Jadi Bupati Dairi (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Sidikalang - Danjor Nababan (55) anak petani asal Dusun Karang Asar Desa Pandiangan, Kecamatan Lae Parira, berobsesi menjadi Bupati Dairi.

“Saya anak petani. Saya serius mencalonkan diri pada Pilkada Dairi, lalu berharap tampil sebagai pemenang. Pemenang demi memimpin pelayanan publik,” kata Danjor didampingi istri, Marlina Siagian, di Sidikalang, Selasa (26/3).

Putra dari pasangan suami istri Timbul Nababan-Tiolan Lumbantoruan ini menyebut, masa kecilnya begitu getir di kampung. Mereka hidup mengandalkan hasil ladang yang tak seberapa. Bahkan, sang ayah wafat saat Danjor masih duduk di kursi SD kelas 5.

Lantaran hidup dipandang pahit, bapa uda (adik bapak), Pendeta Sahata Udur Nababan membawanya ke Lubukpakam, Kabupaten Deliserdang, dan sekolah di sana.

Setelah 3 bulan menyelesaikan jenjang SMP di Lubukpakam, dia melanjut ke SMA dan menyelesaikan perkuliahan jurusan Seni di Institut Ilmu dan Keguruan (IKIP) Medan.

“Pinaborhat ni na lungin do au amang (saya berangkat dari penderitaan),” kata Danjor ditemani Ketua Parsadaan Toga Sihombing (Partogi), Manamba Sihombing.

Danjor menyebut, membentuk mahligai rumah tangga dan mempersunting teman kuliah Marlina Siagian, alumni jurusan Bahasa Prancis, tahun 1995.

Danjor memulai pekerjaan sebagai guru di SMAN 2 Soposurung Balige. Dia sempat menjabat kepala sekolah di sana. Job berikut adalah pengawas hingga memilih resign atau pensiun dini medio Februari 2024 lantaran ingin fokus mengikuti Pilkada.

“Saya tidur 4 sampai 6 jam satu hari. Waktu itu sangat berharga,” ujar purna bhakti PNS ini.

Diungkapkan, 3 minggu setelah menikah, keluarga sepakat membangun bisnis. Dimulai dari mendirikan percetakan di Balige Kabupaten Toba. Berkat rida Tuhan, usaha terus berkembang hingga memiliki beberapa SPBU. Marlina menjadi manajer perusahaan, namun ide banyak disumbang oleh sang suami.

“Saya mau mengabdi secara tulus di kampung halaman,” kata dia.

Sebagai daerah agraris, pengembangan pertanian tentunya merupakan skala prioritas andaikan dipercaya masyarakat menakhoidai daerah ini.

Dan yang tak kalah penting, mesti optimal memberdayakan ASN. Sebentar-sebentar bikin mutasi, tidaklah baik. Justru menimbulkan kegelisahan. Ekses lain, capaian kinerja juga lemah. Infrastruktur publik diantaranya jalan, rumah sakit, puskesmas dan sarana pendidikan wajib dipenuhi.

Lalu, jalur mana yang ditempuh mengikuti kontestasi? Danjor menyebut, memutuskan diusung partai politik. Komunikasi politik sedang dijalin.

(SSR/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi