Sejumlah Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) pegiat HIV-AIDS Kota Medan berdiskusi tentang realisasi dan permasalahan program PrEP Forwakes Coffee di Dinas Kesehatan Kota Medan., Jumat (6/12/2024) (Analisadaily/Zulnaidi)
Analisadaily.com, Medan - Sejumlah organisasi masyarakat sipil (OMS) pegiat HIV-AIDS di Kota Medan mendiskusikan PrEP (profilaksis pra-pajanan) antara layanan dan lapangan dengan Dinas Kesehatan Kota Medan.
“Kita diskusi terkait tentang program PrEP yang sudah dijalankan Dinas Kesehatan Kota Medan melalui 12 Puskesmas yang ada di Kota Medan,” sebut Erwin, dari Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Daerah Sumatera Utara /PKBI Sumut dalam pertemuan stakeholder, Jumat (6/12) di Dinas Kesehatan Kota Medan.
PKBI sebagai Sub Sub Recipient (SSR) bekerjasama dengan Indonesia Aids Coalition/IAC sebagai Principal Recipient (PR) dan PKBI DKI Jakarta sebagai Sub Recipient (SR) melalui program Female Sex Worker - Community System Strengthening Human Rights (CSSHR).
Dia menjelaskan, PrEP adalah obat yang dapat mencegah penularan HIV. PrEP dapat mengurangi risiko tertular HIV melalui hubungan seks. PrEP dapat digunakan oleh orang dewasa dan remaja yang tidak mengidap HIV, tetapi berisiko tinggi tertular HIV. PrEP juga sebagai profilaksis bagi teman-teman komunitas yang berisiko agar tidak terpapar HIV.
“Hari ini kita diskusi membahas terkait hambatan dan tantangan kenapa teman-teman komunitas minim mengakses PrEP. Karena ada beberapa yang mengakses PrEP bulan pertama, bulan berikutnya tidak lagi. Atau ada juga yang mengambil obat PrEP, tapi tidak dikonsumsi. Beberapa masalah ini disampaikan ke Dinkes Medan untuk perbaikan program PrEP ke depannya agar lebih lagi,” ucapnya.
Puskesmas yang melayani PrEP di Medan yakni, Puskesmas Teladan, Padang Bulan, Helvetia, Medan Deli, Glugur Darat, Medan Area, Desa Binjai, Sunggal, Sentosa Baru, Johor dan Puskesmas Selayang. “Populasi kunci yang mengakses lebih banyak man sex man (MSM) atau lelaki seks lelaki, pasangan Odhiv dan pekerja seks perempuan (PSP).
Pengelola Program HIV-AIDS Dinkes Medan, Emilda mengharapkan, sejumlah komunitas memberikan laporan setiap ada masalah terkait PrEP.
“Beberapa masalah tersebut segera dibuat laporan tertulis kepada kami. Selama ini kenapa ada masalah tidak dilaporkan. Soalnya, Medan merupakan kota yang terbanyak mengakses PrEP. Sesuai data sekira 10 ribu lebih sudah mengakses PrEP,” jelasnya.
Hal serupa juga disebutkan L Marsudi Budi Utomo. “Kita berharap, program PrEP ini bisa diakses lebih banyak teman-teman yang berisiko agar program penanggulangan HIV di Kota Medan bisa lebih maksimal,” katanya.
Beberapa OMS yang hadir Koordinator SSR, Advokasi Officer, Koordinator Lapangan FSW & CSS-HR, KPA Kota Medan, (Jaringan Indonesia Positif (JIP) Sumut, Yayasan Medan Plus, Inti Muda, IPPI Sumut, Yayasan Galatea, YP ADHA, PETRASU, PL FSW, OPSI Sumut, dan dua dari Forwakes Sumut.
(NAI/RZD)