Milan, (Analisa). Presiden AC Milan, Paolo Scaroni menyindir Juventus yang hanya bisa berjaya di kompesiti domestik (Liga Italia dan Coppa Italia), namun gagal di kompetisi antarklub Eropa seperti Liga Champions.
Disebutkan, karena Milan telah memenangi 7 trofi Liga Champions, Scaroni sama sekali tak memandang Juventus sebagai pesaing global.
Meski Milan gagal tampil di Liga Champions terhitung sejak 2013-2014, Rossoneri - julukan Milan - memiliki sejarah indah di ajang tersebut. Milan saat ini tercatat sebagai klub tersukses kedua di ajang Liga Champions dengan koleksi tujuh gelar.
Milan hanya kalah dari Real Madrid yang telah mendulang 13 trofi si Kuping Besar. Lantas, bagaimana dengan Juventus? Meski mendominasi Liga Italia dalam delapan musim terakhir, performa Bianconeri -julukan Juventus- di Liga Champions tak bisa dikatakan baik.
Semenjak berdiri pada 1 November 1897, Juventus baru mengoleksi dua gelar Liga Champions. Bahkan gelar terakhir yang disabet Juventus di ajang Liga Champions sudah cukup lama tercipta, yakni pada 1995-1996 usai menundukkan Ajax Amsterdam via adu penalti.
“Milan tak memperhatikan Juventus secara global. Milan adalah tim global karena telah memenangi tujuh trofi Liga Champions. Sementara Juventus hanya meraih banyak gelar Liga Italia. Meski begitu, kami harus mengangkat topi karena mereka hebat di kompetisi domestik,” kata Scaroni mengutip dari Football Italia, Sabtu (24/8).
Meski begitu, bukan tak mungkin 2019-2020 adalah musim pembuktian Juventus untuk menjadi yang terbaik di Eropa. Keseriusan itu mereka buktikan dengan menggaet pemain-pemain top dalam dua musim terakhir.
Setelah menggaet Cristiano Ronaldo musim lalu, pada musim panas kali ini manajemen si Nyonya Tua mendatangkan sejumlah pemain bintang. Beberapa di antaranya adalah Gianluigi Buffon, Adrien Rabiot, Aaron Ramsey dan eks kapten Ajax Amsterdam, Matthijs de Ligt. (oz)