PKM UMA Dampingi Petani Kopi Motung

Sosialisasikan Praktik Budidaya Tanaman Kopi Sehat

sosialisasikan-praktik-budidaya-tanaman-kopi-sehat
TIM Program Kemitraan Pada Masyarakat (PKM) Universitas Medan Area (UMA) mendampingi petani kopi Desa Motung Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba Samosir.

Pendampingan dimulai April - Agustus 2019 kepada Kelompok Tani Saurdot, dipimpin Ketua Dr Ir Suswati MP bersama, Dr Ir Sumihar Hutapea MS dan Rehia Karenina Isabela Barus S.Sos, MSP.

Demikian disampaikan Dr Suswati kepada Analisa, Senin (2/9) di Kampus I UMA Jalan Kolam Medan Esatate.

Dijelaskannya, hasil survei yang dilakukan pihaknya, diperoleh data, tanaman kopi di kelompok tani Saurdot Desa Motung terserang berat Kumbang Penggerek Buah kopi (PBKo) yang disebabkan hama hypothenemus hampei Ferr. 

Hampir semua tanaman kopi yang telah berbuah terserang PBKo dengan intensitas serangan mencapai 70 persen. Tingkat kerusakan yang ditimbulkan mencapai lebih dari 80 persen pada perkebunan kopi yang tidak terawat.

Hama ini dapat menyebabkan kerugian secara nyata, baik produksi dan harga kopi, akibatnya berpengaruh langsung terhadap penurunan produksi, kualitas mutu, dan cita rasa biji.

Lebih lanjut, Ketua PKM Kopi Motung menjelaskan Program Kemitraan Pada Masyarakat tahun 2019 melatih sebanyak 25 orang anggota Kelompok Tani (Koptan) Saurdot. 

Pada kegiatan itu dilakukan sosialisasi dan praktik/pelatihan budidaya tanaman kopi sehat dengan standar budidaya tanaman kopi, sesuai  Peraturan Menteri Pertanian Nomor OT.140/4/2014). Pelatian mengenalkan hama penggerek buah kopi , gejala serangannya, penilaian kerusakan buah kopi dan praktik tindakan pengendalian.

“Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani tentang hama penggerek buah kopi, penilaian kerusakan oleh hama penggerek buah kopi serta tindakan pengelolaannya yang efektif dan efisien. Dan  manfaatnya untuk penyelamatan dan peningkatan produksi tanaman kopi serta peningkatan motivasi kelompok mitra untuk pengembangan usaha meningkat,” ujar Dr Suswati.

Konsep pengendalian

Dia juga menyebutkan Frisda Napitupulu, SP dari Dinas Pertanian dan Perikanan Tobasa juga memberikan pembelajaran tentang kumbang PBKo dan praktik pengendaliannya. 

Pada praktik pengendalian hama PBKo diterapkan konsep pengendalian terpadu kumbang PBKo. Hal itu dilakukan karena hampir semua tanaman kopi yang telah berbuah diserang hama PBKo dengan intensitas serangan mencapai 70 persen. 

Tindakan pengendalian yang dilakukan adalah penyemprotan dengan insektisida sistemik Sanfat 75 SP (bahan aktif asefat 75%) dosis 0.5-1.0 ml/liter yang dilakukan di pertanaman kopi milik satu anggota kelompok mitra.

Selain itu juga dilakukan tindakan sanitasi kebun dengan memangkas semua cabang dan ranting yang tua/kering atau yang tidak produktif serta melakukan penyiangan gulma. 

Pemangkasan tanaman kopi, pemangkasan pohon pelindung dilakukan karena serangga hama diketahui menyukai tanaman kopi yang rimbun dengan naungan yang gelap.

Ketua Kelompok Tani Saurdot, Tonny Sitorus mengatakan pengendalian hama PBKo dengan cara petik bubuk dan racutan tidak dilakukan oleh anggota kelompok dengan alasan bahwa kopi yang terserang kumbang PBKo tersebut masih dapat dipanen dan laku dijual walaupun harganya rendah.

Suswati juga mengatakan untuk mendukung keberlanjutan program PKM, pihaknya menyerahkan sejumlah bahan dan peralatan berupa 20 karung @ 50 kg kompos, 80 botol pupuk cair, 50 bungkus insektisida sistemik,  2 buah alat semprot, 2 botol EM4, 1 bungkus decomposer decoprima (250 g) dan benih 5 jenis tanaman refugia (temblekan, kenikir, kemangi, kembang kertas dan pacar air). Serah terimah disaksikan seluruh anggota kelompok. (taufik wal hidayat)

()

Baca Juga

Rekomendasi