Adapun tututan Garang meminta Bupati Aceh Tamiang menginstruksikan kepada seluruh instansi untuk memasang stiker mobil dinas yang ada di daerah itu. Kemudian memberikan sanksi tegas terhadap instansi yang mecopot stiker, dan minta kepada bupati mengeluarkan Surat Edaran (SE) tidak dibenarkan menggunakan mobil dinas untuk kepentingan pribadi.

"Tulisan stiker sama semua untuk dipasang di mobil dinas," kata Koordinator Lapangan Garang, Khaidir Azhar, Kamis (10/9).

Namun aspirasi mahasiswa yang telah mencetak ratusan stiker untuk dipasang di kendaraan plat merah ini tidak mulus. Hanya satu kendaraan yang berhasil dipasang, yaitu mobil milik Kabag Hukum dan Persidangan di Setwan DPRK Atam.

Plt Asisten I Bidang Pemerintahan, Zulfiqar, yang menemui massa Garang menyatakan, pemasangan stiker di mobil dengan menggunakan lambang Pemprov Aceh ada aturannya.

"Tidak boleh stiker menggunakan logo pemerintah Aceh dipasang kalau tidak ada izin," ujarnya.

Namun begitu Pemda Atam tetap mengakomidir penyataan sikap dan tuntutan dari pengunjukrasa, dan disampaikan ke Gubernur Aceh. Mulai hari ini tidak ada lagi mobil dinas yang digunakan untuk kepentingan pribadi.

"Kalau besok kedapatan di jalan boleh kalian sandera, mobil dinas tidak digunakan lagi untuk kepentingan pribadi," tegasnya.

Aksi damai ini berlangsung sekitar pukul 09.30 WIB, dimulai dari titik pertama depan gapura pintu masuk kompleks perkantoran Bupati Aceh Tamiang. Kemudian mereka berjalan kaki menujun Kantor DPRK dan Bupati Aceh Tamiang.

(DHS/RZD)