Nanda: Menjadi Pemimpin Harus Berani Keluar dari Zona Nyaman

Nanda: Menjadi Pemimpin Harus Berani Keluar dari Zona Nyaman
Nanda Servinta Muda Hasibuan. (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Padanglawas - Lahir dan dibesarkan di tengah-tengah keluarga yang mapan, tidak membuat pria kelahiran 3 September 1995 ini lantas lupa diri dan hidup dengan pola hedonisme. Justru dalam kesehariannya, pola hidupnya tetap berpenampilan sederhana dan apa adanya. Sebab, baginya segala sesuatu yang diperoleh termasuk harta bukan untuk dihamburkan apalagi untuk disombongkan, tapi harus disyukuri kepada Yang Maha Kuasa.

Dia adalah Nanda Servinta Muda Hasibuan, anak dari pasangan Angku Muda Hasibuan dan Suenta boru Surbakti. Anak bungsu dari tiga bersaudara ini memiliki prinsif, bahwa hidup di atas dunia hanya berlangsung singkat, maka semasa hidup selalu berikhtiar bisa bermanfaat bagi manusia lainnya.

Apalagi usianya yang masih tergolong muda, bagi Nanda usia muda adalah masa penentuan. Usia muda harus mampu menggunakannya untuk hal-hal yang bermanfaat; melaksanakan perintah agama sebagai benteng terkuat.

Nasehat untuk kebaikan ini kata Nanda sering ia dapatkan di tengah tengah keluarnya. Malah dorongan untuk terus berbagi sesama sering ditanamkan ayah dan ibunya.

"Suruhan berbagi, bersedekah itu selalu ditanamkan di tengah tengah keluarga, karena bersedekah itu bukan hanya menolak bala bencana, tapi juga untuk memperpanjang umur," kata Nanda.

Selain itu sambung Nanda, seorang pemuda itu mesti menjauhi larangan agama; dapat mempersiapkan diri hidup mandiri untuk kelangsungan kehidupan di masa yang akan datang; serta mampu menjaga nama baik diri sendiri dan keluarga.

"Yang terpenting lagi dalam kehidupan sehari-hari kita mesti selalu mempertimbangkan asas manfaat dan madharat (efek nagatif); dan tidak mementingkan diri sendiri," ungkapnya merendah.

"Rasa syukur atas nikmat Allah itu yang selalu mengiringi langkah saya. Sikap spiritualis itu yang harus kita jadikan pondasi dasar dari kepribadian kita," ungkap pria yang masih lajang ini.

Nanda menuturkan, seorang pemuda itu haruslah memiliki pondasi dasar berupa kepribadian yang taqwa, santun dan memiliki percaya diri dengan jiwa kreatifitas serta inovatif. " Jika hal itu sudah dimiliki saya yakin setiap langkah yang kita ambil selalu mendapat bimbingan dari Allah, Tuhan yang maha kuasa," ucapnya.

Pria yang akrap dipanggil Nanda ini mengecap pendidikan SD, SMP dan SMA di Al Azhar Medan. Kemudian ia melanjutkan pendidikan di Universitas Medan Area.

Usai tamat di perguruan tinggi dengan disiflin ilmu hukum, pria yang murah senyum ini mulai mengikuti jejak sang ayah untuk berbisnis.

Namun seiring waktu terus berjalan, pada Pemilihan Umum 2019, Nanda mencoba aktif di dunia politik dan mencalonkan diri jadi legislatif dari Partai Solidaritas Indonesia ( PSI) Daerah pemilihan ( Dapil) tiga, Kecamatan Hurustak, Aek Nabara Barumun dan Sihapas Barumun.

Nasib bagus berpihak kepada pria berumur 25 tahun ini, dan mengantarkannya duduk sebagai salah satu anggota DPRD termuda di Kabupaten Padanglawas 2019 -2024.

Semula ia tidak pernah berpikir untuk terjun ke dunia politik. Namun berangkat dari panggilan hati nurani serta dorongan kedua orangtuanya, ia pun bertekad dan memberanikan diri terjun ke dunia politik.

Selain itu niatnya terjun ke politik adalah untuk bisa mendengar secara langsung terkait keluhan dari rakyat Padanglawas.

"Tidak pernah terpikir sebelumnya untuk terjun ke dunia politik, tapi begitulah langkah hidup yang kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi, semua sudah diatur yang maha kuasa, dan kita tinggal menjalani," ucap Nanda.

Setelah duduk sebagai wakil rakyat, bagi Nanda bukanlah akhir dari segala perjuangan. Namun bagi pria yang memiliki motto, 'Jangan lupa berdoa, bersyukur, senyum dan bahagia' itu, mengaku menjadi anggota dewan adalah salah satu jalan atau sarana untuk menciptakan ladang pengabdian.

"Kalau ditanya tentang cita cita dan perjuangan, tentu masih panjang, apalagi tujuan kita untuk mengabdi dan membangun masyarakat Padanglawas," katanya.

Menurut pria yang hobi Traveling ini, Padanglawas sebagai daerah yang baru mekar menjadi tanggungjawab bersama untuk memajukannya. Apalagi Padanglawas memiliki potensi yang cukup besar untuk bisa dikembangkan, perlu mendapat sentuhan tangan tangan dingin untuk mengelola dan menanganinya sehingga bisa maju dan berdaya saing.

"Sebagai warga Padanglawas, saya kira bukan hanya saya, semua kita sependapat untuk membangun daerah Padanglawas menjadi modern dan berkemajuan," katanya.

Ketika ditanya bagaimana konsep yang ada dipikirannya untuk membangun Padanglawas kearah yang lebih baik dan berkemajuan, Nanda mengungkapkan cukup banyak yang mesti harus dibenahi. Selain menata kelola dan memastikan arah pembangunan Padanglawas sehingga tidak salah penanganan, mulai dari tata ruang harus jejas, master plannya, infrastrukturnya semua harus memiliki perencanaan yang matang. Sehingga pondasi Padanglawas ini betul betul duduk dengan jelas.

"Baru kemudian tinggal menjalankan, jangan pondasinya saja belum jelas, master plannya belum final, ini nanti membuat daerah ini kehilangan arah," katanya.

Namun disamping itu yang tidak kalah pentingnya kata pria humoris ini, adalah membangun manusianya. Pemerintah Padanglawas harus benar benar intervensi untuk membangun manusianya terlebih generasi mudanya.

"Pemerintah harus mampu membina pemuda-pemuda yang berpikir visioner atau mau berpikir jauh ke arah masa depan. Pemuda yang mampu menjadi pionir bagi pemuda-pemuda lain dalam bergerak, dalam berinteraksi dengan lingkungannya dan senantiasa memiliki ide-ide inovatif dan brilian untuk diterapkan," katanya.

Dengan demikian ilmu yang dimiliki seorang pemuda membuat ia mampu berpikir strategis merencanakan masa depannya. Ia tidak terjebak oleh bayang-bayang masa lalunya, dengan segera ia menjadikan masa lalu sebagai pelajaran berharga yang tidak akan terulang kembali olehnya.

"Pemuda itu tidak mudah mengeluh, tidak gampang menyerah dan pantang menjadi beban bagi orang lain. Kehidupannya ia jalani dengan penuh kesederhanaan meskipun ia mampu melakukan untuk lebih," ucap Nanda.

Membangun karakter kuat itu tambah Nanda, haruslah dimulai dari sebuah kebiasaan yang positif dan mau keluar dari kondisi nyaman.

"Sama halnya menjadi seorang pemimpin itu, jika ingin maju dan berubah harus berani keluar dari zona yaman," ungkapnya mengakhiri pembicaraannya.

(ATS/BR)

Baca Juga

Rekomendasi