Ketua Panitia, Hendro Tanjung, mengatakan perlombaan ketangkasan latto-latto sebagai respon kader PSI Sumut Sahat Simatupang yang menginginkan permainan anak-anak seperti latto-latto, gasing, yoyo dan permainan tradiosional lainnya dilestarikan.

"Sahat Simatupang yang selalu ada ditengah-tengah warga baik dalam suka dan duka selalu penuh ide dan gagasan dan menembus sekat-sekat sosial. Kami senang perlombaan latto-latto se Kota Medan bahkan yang pertama di Sumut diselenggarakan oleh PSI," kata Hendro.

Permainan latto-latto, memberikan dampak positif kepada kekompakan anak-anak karena dapat bermain sambil bersosialisasi.

"Kami berdiskusi dengan Sahat Simatupang tentang kegelisahan terhadap game online dan game dari gadget. Karena itu kami mencoba memanfaatkan setiap momentum positif perkembangan sosial termasuk permaina latto-latto yang sedang viral diseantero Indonesia," ucapnya.

Hendro menuturkan, awalnya peserta perlombaan latto-latto hanya dibatasi 50 peserta usia 6 tahun hingga 12 tahun. Namun, animo peserta luar biasa hingga melampaui 50 peserta.

"Kami panitia menerapkan tata cara permainan yang ketat dan peserta didampingi orang tuanya serta menyiapkan tim medis dan P3K. Alhamdullilah hingga akhir perlombaan, semua anak bergembira ria," ucapnya.

Tokoh masyarakat, Syahmanan Effendi didampingi Sri Rosdiana mengatakan, ide dan gagasan perlombaan latto-latto sangat bagus mempererat silaturahmi para orang tua sembari menyaksikan anak-anak beradu kemahiran Latto-latto.

"Kami selaku warga masyarakat Kelurahan Binjai, Medan Denai mengucapkan terimakasih kepada adinda Sahat Simatupang dari PSI," ujar Effendi.

Pertandingan final perlombaan latto-latto ditutup dengan penyerahan piala dan uang kepada tiga peserta pemenang serta pemberian paket sembako kepada orang tua masing-masing. Acara perlombaan juga dimeriahkan dengan door prize puluhan paket sembako kepada penonton yang memenuhi lokasi perlombaan di sekitar Masjid Nurul Islam Jalan Seksama Medan.

(JW/CSP)