Kampus Harus Bebas dari Perundungan, Kekerasan Gender dan Intoleransi

Kampus Harus Bebas dari Perundungan, Kekerasan Gender dan Intoleransi
Rektor Universitas Asahan (UNA) Prof Dr Tri Harsono bersama Dekan Fakultas Hukum, Dr Bahmid Panjaitan menggeser tali toga salah seorang wisudawan pasca sarjana. (Analisadaily/Awaluddin)

Analisadaily.com, Kisaran - Kepala Bagian Umum Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah I Sumatera Utara, Dra Faizah Bt Johan Alamshah, mengingatkan agar seluruh lembaga pendidikan tinggi memiliki komitmen dan kebijakan untuk menjadikan universitas sebagai kampus yang sehat, sehat emosional dan sehat spiritual, baik itu pimpinan, dosen maupun mahasiswa.

Kampus harus bebas dari perundungan, kekerasan gender dan intoleransi. Karena perguruan tinggi merupakan asset terpenting dalam pembangunan masa depan bangsa.

“Jika kondisi itu masih terjadi di dunia kampus, perundungan, kekerasan gender, dan juga intoleransi, maka pendidikan kita tidak bermutu,” kata dia diacara wisuda Sarjana Angkatan XXXI Universitas Asahan (UNA), Sabtu (29/7)..

Karena bagi LLDIKTI, tanpa pendidikan yang bermutu tidak mungkin bisa mempersiapkan sumber daya manusia yang professional, sebagai kebutuhan bangsa ini.

“Untuk membangun Indonesia maju saat ini, kita membutuhkan sumber daya manusia yang maju, unggul dan hadal,” sambungnya.

Sementara itu, kepada wisudawan dan wisudawati, Rektor UNA Prof. Dr. Tri Harsono, MSi mengatakan masyarakat saat ini menunggu tanggungjawab atas pilihan sebagai mahasiswa untuk bisa mengaplikasikan semua ilmu pengetahuan yang diperoleh selama si bangku kuliah.

"Saudara sudah ditempa, dan saat ini masyarakat menunggu tanggungjawab atas predikat yang disandang selaku wisudawan," kata dia.

Keberhasilan yang dicapai saat ini, bukanlah semata-mata milik wisudawan, namun adalah milik masyarakat yang harus diaktualisasikan.

"Pengetahuan selama ini harus diaktualisasikan di tengah-tengah masyarakat dan masyarakat sangat menunggu itu," ucpnya.

Bahkan rektor juga mengingatkan kemampuan akademik yang tinggi, belum cukup, karena harus diiringi dengan disiplin, motivasi, kerja keras, cerdas secara sistematik dan ketangguhan lahir batin.

"Pesan saya kepada para wisudawan untuk tidak berhenti belajar setelah wisuda ini. Belajarlah terus untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang belum Anda peroleh di perguruan tinggi," tuturnya.

Adapun jumlah wisudawan-wisudawati terdiri dari Fakultas Teknik 21 orang, Fakultas Pertaanian 84 orang, Fakultas Ekonomi 183 orang, Fakultas Hukum 35 orang, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 121 orang dan Magister Hukum 10 orang.

(ALN/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi