Al-Washliyah Sumut Jangan Terjebak Kepentingan Pribadi dan Golongan

Al-Washliyah Sumut Jangan Terjebak Kepentingan Pribadi dan Golongan
Sejumlah kader IPA Sumut sedang berdiskusi pasca Muswil XIII Al-Washliyah Sumut. (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Sejumlah kader menyikapi dengan nada kecewa pemilihan pengurus Al-Washliyah Sumut periode 2020-2025. Nama-nama yang beredar melalui media sosial itu menjadi sorotan kader-kader Al-Washliyah.

Salah satunya adalah Adnan Rasyid yang merupakan mantan Sekretaris Ikatan Pelajar Al-Washliyah Sumut periode 2007-2011. Ia menganggap beberapa nama-nama yang ditunjuk tim formateur tidak memenuhi sejumlah kriteria yang digariskan ketua terpilih, Dedi Iskandar Batubara.

"Melawan lupa. Kita ingat betul bahwa pengurus harian haruslah kader, memiliki adab dan kompeten. Kader menjadi poin penting. Kader murni harus dikedepankan, sehingga kepentingan Al-Washliyah tidak bias pada kepentingan tertentu, apalagi kepentingan partai politik," tegasnya.

Adnan Rasyid mengaku dirinya mewakili beberapa pihak yang kecewa. "Tidak semua memang tapi ada nama-nama yang perlu dikritisi dan dikhawatirkan akan membawa Al-Washliyah pada kepentingan tertentu," ujarnya.

Secara gamblang Adnan Rasyid menyebut nama-nama yang beredar. Meski SK yang beredar belum resmi tertandatangani, namun Adnan menilai atas nama kader ia perlu mengingatkan.

Nama itu adalah Irham Buana Nasution, Sugiat Santoso, Budi Hartoyo Damanik, HM Hanafiah Harahap, Hasmirizal Lubis, H Ahmad Fadly, dan lainnya.

Kader lainnya, Abdullah Fathoni yang merupakan kader IPA Sumut mengatakan bahwa nama-nama yang disebutkan itu, selama ini tidak terdengar kiprahnya untuk Al-Washliyah.

Dan perlu diingat bahwa dalam AD ART Al-Washliyah, ketua dan sekretaris harus bukanlah pengurus partai politik. Pasal 15 Anggaran Rumah Tangga tegas menyebutkan syarat khusus menjadi ketua dan sekretaris.

"Artinya bila ada kader partai yang berniat menjadi sekretaris wajib keluar dari pengurus inti partai politik. Silahkan, tapi ART harus ditegakkan. Karena bila tidak, kekhawatiran Al-Washliyah terjebak dalam politik golongan tertentu akan menjadi nyata," tegasnya.

"Ini harusnya menjadi catatan. Kami hanya mengingatkan jangan sampai pengurus kali ini tak ada ubahnya dengan yang sebelumnya. Terpilihnya Ayahanda Dedi Iskandar Batubara membawa harapan yang tinggi bagi para kader untuk Al-Washliyah yang lebih baik, namun apabila kepentingan Al-Washliyah tertutup dengan kepentingan golongan semata, maka kader-kader akan sangat kecewa berat," ujarnya.

(BR)

Baca Juga

Rekomendasi