Pengungsi Afghanistan Kembali Aksi di Kantor UNHCR Medan

Pengungsi Afghanistan Kembali Aksi di Kantor UNHCR Medan
Pengungsi Afghanistan gelar aksi duduk di depan Kantor UNHCR Medan (Analisadaily/Christison Pane)

Analisadaily.com, Medan - Puluhan pengungsi Afghanistan melakukan aksi duduk di depan pintu masuk Kantor Komisioner Tinggi untuk Pengungsi (UNHCR), Jalan Listrik, Medan, setelah dua pekan menginap di lokasi kantor perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tersebut.

"Kami sudah hampir 15 hari menunggu di depan Kantor UNHCR, tapi sampai sekarang tidak ada dari mereka yang menemui. Kami kembali meminta supaya mereka turun bicara dengan kami," kata Koordinator Aksi, Muhammad, saat menyampaikan aspirasinya, Kamis (18/11).

Tampak para pengungsi yang terdiri dari anak-anak, perempuan dan orang tua itu duduk berbaris dengan menyilangkan tangan ke atas kepala sembari menunggu perwakilan UNHCR.

Muhammad menjelaskan, sebelum menginap di Kantor UNHCR, mereka sudah menemui beberapa instansi pemerintah, termasuk DPRD Sumatera Utara, namun tidak mendapat jawaban yang pasti.

"Kami terus minta tolong kepada UNHCR agar mencarikan solusi kepada saudara-saudara kami yang sudah 10 tahun lebih berada di pengungsian di Kota Medan tanpa ada penjelasan. Kami sudah capek tinggal di sana," ucap Muhammad.

Menurutnya selama rentang waktu 10 tahun tersebut, sudah ada 14 orang pengungsi yang bunuh diri.

Sebelumnya, para pengungsi ini meminta solusi permanen kepada Komisioner Tinggi untuk Pengungsi (UNHCR) saat unjukrasa di depan kantor organisasi PBB itu di Medan pada, Senin (1/11) lalu.

Saat itu Muhammad mengatakan warga Afghanistan sudah lebih dari 10 tahun tinggal di Indonesia, termasuk di Kota Medan.

"Kita juga sudah melakukan beberapa kali aksi damai ke lokasi yang berbeda dan satupun tidak mendengar suara kami. Karena itu kami akhirnya datang ke Kantor UNHCR," kata Muhammad usai menyampaikan aspirasinya di hadapan puluhan massa aksi.

Beberapa jam berorasi, kata Muhammad, tak seorang pun perwakilan UNHCR turun menemui pengunjuk rasa sebagai upaya memberi solusi.

"Kita sudah lama menunggu, tapi tidak ditemui. Kami pun memutuskan untuk menginap di sini. Karena kami sudah minta agar mereka turun, tapi tidak didengar. Kami akan tetap di sini sampai kami dapat jawaban yang jelas dan kami ingin segera keluar dari hidup yang tidak jelas," tegas Muhammad.

Dia menjelaskan bahwa pihaknya sudah diberi tiga pilihan oleh UNHCR. Pertama kembali ke Afghanistan, namun itu jelas tidak bisa karena negaranya sedang tidak aman. Kedua tetap bertahan di lokasi pengungsian.

"Kami hanya masuk ke asrama dan makan tidur. Kami juga tidak mau seperti itu. Ketiga, mereka harus merelokasikan kami ke negara ketiga yang sudah menandatangani konvensi pada 1951 untuk menerima pengungsi," paparnya.

Akan tetapi, menurut dia, hanya UNHCR yang dapat memperkenalkan mereka kepada negara-negara itu.

"Namun sekarang mengapa mereka tidak bicara, kenapa tidak mengambil tindakan? Permintaan kami pada mereka, tolong cari solusi yang permanen untuk saudara-saudara kami di Indonesia," pinta Muhammad.

Pada kesempatan itu, ia juga meminta kepada pemerintah Indonesia agar membantu mereka mengatasi permasalahan tersebut.

Dalam aksi ini, selain anak muda dan orang tua, terdapat juga beberapa anak di bawah umur, termasuk balita.

(CSP/EAL)

Baca Juga

Rekomendasi