Menjadikan Batubara Sebagai Pusat Bisnis, Teknologi dan Industri

Menjadikan Batubara Sebagai Pusat Bisnis, Teknologi dan Industri
Asro Kamal Rokan. (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Jakarta - Sekitar setengah jam sebelum pukul 08.00, Prof Dr. Muhammad Nur, DEA, Guru Besar Fisika Universitas Dipanegoro, Semarang, mengirim pesan, mengingatkan agar siap-siap sebagai narasumber diskusi.

Muhammad Nur adalah ahli fisika terkemuka, pengembang teknologi plasma di Indonesia. Lulusan Joseph Fourier University Grenoble, Prancis ini telah melahirkan sejumlah karya.

Di antaranya teknologi plasma dingin untuk menekan risiko penularan mikroorganisme dalam ruangan, yang dapat mengatasi penyebaran virus korona. Prof Nur juga menciptakan Zetagreen, alat penjernih udara karena asap. Sungguh membanggakan.

Diskusi melalui zoom Ahad pagi ini tidak membahas soal fisika, tapi tentang Kabupaten Batubara, Sumatera Utara, kampung kelahiran.

“Prof Nur, saya memanggilnya adinda Nur, mengetahui saya baru saja pulang kampung, bertemu dengan Bupati Batubara Ir Zahir MAP, Ketua Kadin OK Feizal Djalil, dan Gubernur Sumatera Utara, Letjen (pur) Edy Rahmayadi,” ujar Asro Kamal Rokan.

Adinda Nur mengumpulkan sejumlah tokoh-tokoh asal Batubara, yang berserakan di berbagai daerah. Di antaranya pendidik di berbagai perguruan tinggi, pengusaha, anak-anak muda yang hebat.

Adinda Nur meminta bercerita tentang pembangunan Batubara, potensi, dan tantangan ke depan.

Mereka ingin mengembangkan tanah tumpah darah ini. Hadir dalam diskusi ini, antara lain Dr. Ir Basyirun, IPU (Semarang), Drs. Mahmun Zulkifli, MSi (Yogyakarta), Dr. Ahmad Fauzin, MSi (Medan).

Lalu Dr. Ismail Efendi, MSi (Rektor Institut Hevitia), Ainun Nazriah, SSi, DEA (Jakarta), Dokter Fadhilah Nur Fahada (Semarang), Razali Efendi, ST, (Jakarta), Yahaya Brutu (Riau), Intan Zahar SSi, MSI (Asahan).

Kemudian, Muhammad Reza SPi, MSi (Batu Bara), Hammi Latifah Ssi, MSi (Lampung), dan Nur Hikmah Sari SH, MH (Medan).

“Saya menceritakan rencana-rencana Bupati dan Gubsu, sebuah desain besar Batubara. Kabupaten pesisir di Selat Melaka ini sangat strategis. Desain besar yang sedang disiapkan, akan menjadikan Batubara sebagai pusat bisnis, teknologi, dan industri. Ini akan jadi pintu gerbang Selat Malaka,” kata dia.

Jika ini terjadi, selain membawa manfaat besar bagi masyarakat, juga dapat berimbas sosial dan kultur. Ini menjadi tugas bersama.

Para peserta diskusi zoom yang dipimpin Prof Nur, sepakat bahwa pengembangan Batubara adalah keharusan dan karena itu perlu dikawal. Sebagai putra daerah, kami sependapat menyiapkan konsep keseimbangan.

Para tokoh-tokoh Batubara, yang berserakan di dalam dan luar negeri. Mereka adalah titik-titik yang berserakan. Betapa hebat. Ada banyak Guru Besar di berbagai universitas terkemuka Indonesia, ada banyak alumni universitas di luar negeri, ada banyak dosen, birokrat, pengusaha, dan anak-anak muda potensial.

“Titik-titik ini, jika disatukan, akan menjadi garis sangat panjang untuk membangun tanah ibu ini,” tambahnya.

(HERS/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi