Pemulihan Sektor Pariwisata Deliserdang Diprediksi Melambat

Pemulihan Sektor Pariwisata Deliserdang Diprediksi Melambat
Kepala Dinas Pemuda Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Deliserdang, Khairum Rizal (Analisadaily/Amirul Khair)

Analisadaily.com, Lubukpakam - Upaya pemulihan terhadap sektor pariwisata di Kabupaten Deliserdang dampak pandemi Covid-19 diprediksi tetap melambat bila penyebaran dan penularan tidak berakhir, meski kebijakan new normal akan diberlakukan.

Hal itu dikatakan Kepala Dinas Pemuda Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Deliserdang, Khairum Rizal, kepada Analisadaily.com, ketika ditemui di ruang kerjanya, Sabtu (4/7).

Pelambatan pemulihan itu dikarenakan Covid-19 yang menggemparkan dunia dan ditetapkan Presiden RI Joko Widodo sebagai bencana nasional tidak bisa diprediksi masa berakhirnya, termasuk tim kesehatan.

Bahkan vaksinnya sampai kini belum ditemukan secara pasti sehingga pembatasan terhadap ruang gerak aktivitas masyarakat harus tetap menerapkan protokol kesehatan.

Pemkab Deliserdang dalam upaya memulihkan kondisi sektor pariwisata agar kembali normal sudah merancang termasuk sektor perkonomian lainnya, dan sedang mengkaji langkah-langkah efektif yang strategis dilakukan sesuai masa pandemi Covid-19 juga kondisi kearifan lokal.

“Pemerintah pasti memikirkan itu dengan merancang pemulihan ekonomi dari anggaran yang ada. Sama seperti kegiatan padat karya, pemulihan ekonomi dengan melihat peluang yang cocok juga langkah promosinya,” paparnya.

Upaya-upaya pemulihan semua sektor perekonomian di Kabupaten Deliserdang dampak wabah virus corona saat ini dipusatkan formulasinya melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 termasuk pemulihan sektor pariwisata.

Disporabudpar Deliserdang sendiri konsepnya tetap bersifat edukatif dan promotif agar pelaku pariwisata dan masyarakat pemanfaatnya untuk tetap menerapkan protokol kesehatan guna menjaga kesehatan agar tidak terinfeksi Covid-19.

Perilaku memakai masker, mencuci tangan pakai sabun atau menggunakan hand sanitizer, tetap menjaga jarak, harus diberlakukan. Pengelola harus menyediakan fasilitas pendukungnya dan pengunjung harus patuh menerapkannya.

“Konsepnya tetap edukasi, selain peluang apa yang akan kita berikan pada mereka. Kuncinya itu bagaimana pariwisata dipercaya orang, aman dan bersih sehingga mereka mau datang,” ungkap Khairum.

(AK/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi