Sawaluddin Toelle: Waspadai Kompetitor Bisnis Peduli Yatim dan Miskin

Sawaluddin Toelle: Waspadai Kompetitor Bisnis Peduli Yatim dan Miskin
Sawaluddin Toelle (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Galang - Dalam upaya mengembangkan usaha atau bisnis tidak perlu takut terhadap kompetitor bisnis serupa. Namun harus diwaspadai kompetitor yang menerapkan manajemen peduli dan suka memberi makan anak yatim juga orang miskin.

Hal itu diungkapkan pengusaha sukses Sawaluddin Toelle kepada Analisadaily.com, Minggu (3/1) ketika menceritakan prinsip dasar yang dipegangnya secara teguh dalam membangun bisnisnya di bidang pertelekomunikasian.

Menurutnya, sukses itu tidak ditentukan hanya dengan semangat, modal, dan pelayanan kepada konsumen dari sektor bisnis yang diproduksi. Tapi ada sisi spiritual yang tidak boleh diabaikan, karena rejeki itu sudah ditentukan Sang Mahakuasa Allah SWT.

Karena itu, bagi pengusaha, termasuk masyarakat yang berlakon di sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), tidak perlu takut dan khawatir terhadap kompetitor usaha atau bisnis serupa. Rejeki itu tidak akan tertukar, tapi akan diberikan kepada orang yang memang layak dan pantas untuk menerimanya.

Sawaluddin justru mengingatkan pebisnis perusahaan besar maupun UMKM untuk mewaspadai kompetitor bisnis yang menerapkan marketing peduli terhadap anak yatim dan orang miskin. Sebab perusahaan yang menerapkan marketing seperti itu akan lebih mudah maju karena langsung berbisnis secara vertikal dengan Allah SWT.

“Jangan takut terhadap kompetitormu dalam bisnis, jika perusahaan itu tidak pernah peduli dan memberi makan anak yatim dan orang miskin,” ungkap Sawaluddin.

Sawalauddin yang sukses membangun usahanya dalam waktu singkat dengan bendera PT Galang Solusi Teknik (GST) mengaku, punya pengalaman spiritual dalam mengembangkan bisnisnya. Pengalaman spiritual tersebut menjadikannya merasa bersyukur kepada Allah SWT, sehingga sampai kini tak mau meninggalkan amalan sedekah.

Ketika memutuskan keluar dari zona aman dari perusahaan besar tempat dirinya bekerja dengan gaji dan fasilitas sangat mencukupi, berbekal pengalaman tersebut ia membangun bisnisnya sendiri. Kemajuan bisnis yang digelutinya sempat membuatnya ‘lupa’ diri karena punya uang banyak.

Akibatnya ia galau dan tidak memiliki ketenangan hidup meski perusahaannya mendapatkan keuntungan. Suatu ketika, perusahaannya mengalami kesulitan keuangan. Agar usahanya tetap berjalan, ia meminjam permodalan ke sebuah bank.

Dari pinjaman modal tersebut, ia pun menyisihkan sebagiannya untuk disedekahkan kepada anak yatim dan orang miskin. Dari sedekah tersebut, ia merasakan perusahaannya kembali membaik dan kini tidak lagi memiliki utang sepeser pun.

“Saya tidak punya utang sepeser pun. Menurut saya itu karena sedekah,” ungkapnya.

Pengalaman spiritual lainnya terjadi ketika oknum karyawannya berlaku curang dengan menggelapkan uang perusahaan. Sejumlah masukan agar oknum karyawannya itu dilaporkan saja kepada phak berwajib.

Namun Sawaluddin mengaku lebih memilih untuk meningkatkan sedekahnya kepada anak yatim dan orang miskin. Dan dampaknya, dirasakan Sawaluddin karena oknum karyawannya tersebut secara langsung mengakui perbuatannya.

“Sedekah itu luar biasa. Sedekah itu menambah rejeki kita. Sedekah tidak akan membuat kita miskin. Perusahaan saya itu dijaga Yang Mahakuasa dengan sedekah,” papar Sawaluddin.

Karena itu, Sawaluddin pun kini lebih merasa tenang dan tidak takut dengan bisnis yang ia geluti. Bahkan ia tidak khawatir dengan kompetior bisnis serupa dengan perusahaan miliknya karena selain rejeki sudah ditakdirkan Allah SWT, juga selalu dijaga dengan sedekah.

“Kalau Allah sudah izin, di tengah hutan pun banyak rejeki. Siapa sangka di tengah hutan, ada proyek bisnis saya,” tandas Sawaluddin Toelle yang kini sedang sibuk mengembangkan rumah tahfiz Quran dan mengaji Alquran untuk warga sekitar secara gratis.

(AK/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi